Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manisnya Gula Semut dari Desa Bandung di Boyolali

Warga di Desa Bandung mayoritas petani pohon kelapa sehingga menjadi salah satu sentra produksi gula kelapa atau gula jawa atau gula merah di Boyolali.
Seorang petani gula kelapa saat memproses produksi menjadi gula semut guna meningkatkan nilai ekonomis di Desa Bandung, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, Jateng, Sabtu (9/5/2020)./ANTARA-Bambang Dwi M.
Seorang petani gula kelapa saat memproses produksi menjadi gula semut guna meningkatkan nilai ekonomis di Desa Bandung, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, Jateng, Sabtu (9/5/2020)./ANTARA-Bambang Dwi M.

Bisnis.com, BOYOLALI — Para petani gula kelapa yang tergabung dalam Kelompok Tani Wanita Manggar Sari di Desa Bandung, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, memproduksi gula semut untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

Ketua Kelompok Tani Wanita Manggar Sari Desa Bandung Siti Wadlifah mengatakan bahwa warga di Desa Bandung mayoritas petani pohon kelapa sehingga menjadi salah satu sentra produksi gula kelapa atau gula jawa atau gula merah di Boyolali.

Gula merah diproduksi dengan bahan baku nira atau air hasil sadapan bunga kelapa atau manggar. Di daerah ini banyak terdapat pohon kelapa yang menjadi mata pencarian para petani sehari-hari.

Kelompok Tani Manggar Sari Desa Bandung yang berdiri sejak 2008 hingga sekarang mempunyai 60 anggota, kata Siti, setiap hari mampu memproduksi gula merah rata-rata puluhan kuintal dengan harga sekitar Rp25.000 per kilogram.

Para petani kelapa tersebut yang menggantungkan penghasilan dengan memproduksi gula kelapa mempunyai ide guna meningkatkan kesejahteraan anggotanya dengan membuat gula semut.

“Jika memproduksi gula merah membutuhkan waktu sekitar 2 jam, sedangkan gula semut membutuhkan waktu 3 jam dengan nilai harga lebih tinggi mencapai Rp40.000/kg,” kata Siti, Minggu (10/5/2020).

Menurut Siti, anggotanya kemudian mengikuti beberapa pelatihan dan kemudian diajak untuk meningkatkan harga ekonomi gula kelapa menjadi diversifikasi produk yang lebih berkualitas.

"Kami mengembangkan inovasi untuk meningkatkan harga jual gula kelapa sejak 2014. Salah satunya dengan memproduksi gula semut yang merupakan gula merah dalam bentuk bubuk atau kristal kecil mirip semut."

Inovasi dari gula kelapa menjadi gula semut supaya lebih menarik, katanya, dilakukan dengan mengedepankan kualitas, murni nira tidak pernah dicampuri bahan apa pun.

Akhirnya gula semut harganya lebih tinggi karena prosesnya lebih butuh waktu lama, kadar air sedikit jadi tahan lama dan tidak mudah berjamur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Zufrizal
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper