Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menilai murid-murid di rumah masih terbebani tugas-tugas yang diberikan guru. Para siswa belajar di rumah sesuai anjuran untuk menghindari penularan virus Corona.
“Keluhan [murid-murid] ini tugas-tugas bertumpuk, di SD [tugas] hanya satu guru, [tetapi] di SMP dan SMA itu bisa sampai empat guru setiap harinya. Tentunya sangat memberatkan karena harus dikirimkan sore harinya,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Hamid Muhammad, di Jakarta Sabtu (2/5/2020).
Hamid menyebut sudah sepatutnya dilakukan inovasi pembelajaran jarak jauh yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing murid. Hal tersebut, menurut Hamid, dapat terwujud melalui komunikasi yang baik antara guru, murid, dan orang tua atau wali murid.
Hamid juga menekankan agar para guru tidak menyamakan materi pembelajaran jarak jauh dengan pembelajaran tatap muka di sekolah.
Mereka diminta memilah-milah mana materi yang paling tepat untuk diberikan kepada murid-murid di rumah.
“Jangan memindahkan sekolah ke rumah. Jadi, pilihlah materi yang esensial. Utamakan pendidikan kecakapan hidup yang sifatnya kontekstual sesuai dengan kondisi rumah masing-masing [murid]. Jelaskan bagaimana Covid-19 itu, seperti apa cara menghindarinya agar tidak terjangkit,” tutunya.
Hamid menambahkan penilaian tugas yang diberikan guru kepada murid-murid di rumah juga sebaiknya tidak dilakukan seperti biasanya. Para guru diminta memberikan penilaian secara kualitatif yang memberikan motivasi kepada murid-murid agar semangat belajarnya tidak hilang.
Contoh dari inovasi pembelajaran jarak jauh adalah penggunaan media sosial. Hal tersebut dilakukan Guru SD Muhammadiyah 1 Muntilan, Jawa Tengah Titik Nur Istiqomah.
Titik menggunakan TikTok sebagai media pembelajaran agar murid-muridnya menganggap belajar di rumah sebagai sesuatu yang menyenangkan.
“Kita kasih pemahaman bahwa belajar itu sesuatu yang menyenangkan. Kita menggunakan berbagai media, termasuk lewat TikTok. Anak-anak suka pakai [TikTok] tidak ada salahnya dipakai untuk media pembelajaran,” katanya.
Menurut Titik, kondisi seperti saat ini membuat dirinya sadar pentingnya peran teknologi untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. Alih-alih menjauhkan gawai dari anak-anak, kini baik guru maupun orang tua diminta memanfaatkan gawai untuk mendukung pembelajaran jarak jauh.
“Saat ini adalah the new normal, [pembelajaran] mengandalkan teknologi tidak bisa dipisahkan. Dulu kita menjauhkan gadget dari anak-anak. Sekarang malah ditantang memajukan pendidikan lewat teknologi atau gadget tadi. Kolaborasi antara guru, orang tua, dan anak-anak sangat penting dalam hal ini,” tuturnya.