Bisnis.com, JAKARTA — Ekonomi Spanyol melorot 5,2 persen pada kuartal pertama di tahun ini, setelah mampu mencatatkan penguatan ekonomi selama enam tahun terakhir dari krisis.
Dilansir Blomberg, Kamis (30/4/2020), kontraksi ekonomi Spanyol tersebut bahkan lebih dalam jika dibandingkan estimasi Bloomberg sebesar 4,3 persen. Pada saat yang sama, Prancis juga melaporkan penurunan ekonomi hingga 5,8 persen pada kuartal I/2020.
Yang lebih buruk, sejumlah indikator ekonomi Spanyol bahkan mengindikasikan adanya penurunan lebih dalam pada kuartal II/2020. Pemerintah memberlakukan lockdown ketat pada pertengahan Maret tahun ini sehingga penghitungan pertumbuhan ekonomi kuartal awal 2020 hanya memasukkan 15 hari ketika ekonomi Spanyol terhenti.
Baca Juga
Badan Statistik Spanyol menyatakan pihaknya kesulitan mengukur ekonomi selama periode lockdown sehingga kemungkinan akan ada revisi penghitungan pada kuartal awal tahun ini, yang diperkirakan bakal mencatatkan penurunan lebih buruk.
Kontraksi ekonomi Spanyol sebesar 5,2 persen pada periode ini merupakan penurunan terbesar sejak 1970, ketika penghitungan data ekonomi mulai dilakukan.
Dalam skenario terburuk, Bank of Spain memprediksi pertumbuhan ekonomi negara ini bakal terkontraksi 12,4 persen pada tahun. Meskipun begitu, negara ini diproyeksikan kembali pulih sebesar 8,5 persen pada tahun depan.