Bisnis.com, JAKARTA -- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kembali bekerja di Downing Street, tiga pekan setelah dirawat di rumah sakit dengan Covid-19.
Sudah sebulan sejak Johnson pertama kali mengungkapkan diagnosis virusnya.
Setelah 10 hari berjuang melawan penyakit di kediaman pribadinya, pada 5 April dia akhirnya dirawat di Rumah Sakit St Thomas, London, dan dirawat intensif selama tiga malam.
Dilansir melalui Variety pada Senin (27/4), kembalinya perdana menteri dilakukan di tengah tekanan yang meningkat dari legislator dan pebisnis di Inggris untuk secara bertahap mulai mengangkat kebijakan lockdown.
Namun, para ilmuwan dan petugas kesehatan khawatir pelonggaran pembatasan terlalu dini dapat memicu peningkatan kasus virus corona.
Jumlah total kematian di beberapa rumah sakit di Inggris sekarang sebanyak 20.732 dengan penambahan kasus kematian 413 jiwa pada Minggu (26/4).
"Pengamat berpendapat bahwa pengalaman Johnson dengan virus corona dapat membentuk pandangannya terkait tata cara menangani pelonggara lockdown," seperti dikutip melalui Variety.
Batas ketat pada kehidupan sehari-hari, seperti mengharuskan orang untuk tinggal di rumah, menutup banyak bisnis dan mencegah pertemuan lebih dari dua orang, diberlakukan sejak 23 Maret.
Para menteri di pemerintahan Johnson diharuskan oleh hukum untuk menilai apakah aturan itu berfungsi, berdasarkan saran ahli, dinilai setiap tiga pekan, review berikutnya akan jatuh tempo pada 7 Mei.
Menteri Luar Negeri Dominic Raab, yang telah menjadi wakil Perdana Menteri saat Johnson dirawat, mengatakan pada Minggu (26/4), bahwa pembatasan sosial akan tetap berlaku untuk beberapa waktu di Inggris.