Bisnis.com, JAKARTA - Ribuan desa mulai menggelontorkan anggarannya untuk bantuan langsung tunai dana desa bagi warga terdampak Covid-19. Rerata tiap desa menggelontorkan Rp70 miliar untuk bantuan tersebut.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar mengatakan anggaran untuk BLT dana desa diambil dari APBDes tahunan yang diterima oleh desa.
“Kalau rata-rata kurang lebih Rp70 miliar yang cair. Rp70 miliar itu kemungkinan masih akumulasinya, tapi masing-masing desa beda-beda jumlahnya sesuai dana desa yang menjadi haknya,” katanya saat konferensi pers virtual, Senin (27/4/2020).
Dia menyebut setiap desa memiliki ketentuan tersendiri dalam menggelontorkan anggarannya. Anggaran BLT dana desa disesuaikan dengan APBDes tahunan.
Adapun, desa dengan anggaran di bawah Rp800 juta per tahun maksimal dapat menggelontorkan 25 persen untuk BLT dana desa. Anggaran desa yang berada di kisaran Rp800 juta-Rp1,2 miliar dapat menggunakan dananya maksimal 30 persen.
“Sedangkan desa yang dana desanya di atas Rp1,2 miliar itu dapat menyalurkan alokasi 35 persen untuk bantuan langsung tunai dana desa,” ujarnya.
Baca Juga
Dia menyebut hingga kini pemerintah mencatat sedikitnya 8.157 desa telah mengganggarkan dananya untuk diberikan kepada masyarakat terdampak Covid-19. Para penerima dipastikan adalah keluarga yang kehilangan penghasilan akibat corona dan belum mendapat bentuan apapun.
Adapun, bantuan tersebut berupa uang tunai senilai Rp600.000 per bulan per keluarga selama tiga bulan. Dana tersebut dapat diberikan secara langsung maupun melalui transfer bank.
Di sisi lain, Mendes mengingatkan kepada perangkat desa untuk berhati-hati saat menarik dana desa di bank. Dia menyarankan agar kepada desa meminta bantuan personel kepolisian untuk menghindari kejadian tidak diinginkan.