Konferensi di Shenyang
Profesor William C Summers mencatat dalam penelitiannya tahun 2012 tentang Wabah Manchuria Raya bahwa: "Pada akhir Januari 1911, sebuah momentum pendirian konsorsium para pakar internasional segera terwujud.
Akan tetapi konferensi itu bukannya tanpa risiko bagi China. Negara itu memiliki jalur kereta yang dikontrol Rusia meski melalui wilayahnya yang luas.
Sedangkan Jepang berlindung di Dalian dan mengendalikan pelabuhan utama China bagian utara. Sementara itu, Eropa dan AS memiliki pelabuhan di seluruh negara itu berdasarkan perjanjian.
Akhirnya, China terus maju dengan menjadi tuan rumah, sehingga membantu negara itu menghindari tuduhan tidak melakukan apa-apa setelah wabah itu muncul.
Semua peserta berjanji bahwa konferensi tersebut terutama berkaitan dengan penelitian ilmiah, bukan untuk mengintervensi China dari luar.
Pada 3 April 1911, Istana Shao Ho Yien di Shenyang telah diubah menjadi pusat konferensi yang mencakup ruang pertemuan, laboratorium untuk eksperimen dan tempat tinggal bagi para delegasi.
Negara-negara utama seperti Italia, Meksiko, Belanda, Jerman dan Austria-Hongaria semuanya mengirim ahli. Banyak juga dari institusi bergengsi turut serta.
Kelompok utama konferensi berusaha untuk menghilangkan gosip yang buruk mengenai wabah itu dan konsentrasi pada akar keilmuan soal wabah dan bakteri.
Ilmu pengetahuan tingkat tinggi saat itu termasuk soal racun bakteri, aglutinin permukaan dan varian bakteri.
Ada juga diskusi tentang cara penularan seperti batuk dan teori-teori yang diragukan seperti matinya basil pada makanan. Bahkan ada pembicaraan tentang apa yang sekarang kita sebut pasien tanpa gejala dan penyebar wabah supercepat.
Penghentian wabah adalah tema utama. Bagaimana cara yang paling berhasil?
Karantina darurat dan pembatasan perjalanan, tentunya.
Penggunaan masker wajah dilakukan setelah Wu menemukan basil sebagai penyebab pneumonia. Selain itu, pembangunan cepat rumah sakit pes untuk mengisolasi mereka yang terinfeksi dan berpotensi terinfeksi dari pasien rumah sakit biasa juga dilakukan.
Konferensi ditutup pada tanggal 28 April 1911, dengan kata penutup dari Wu. Pada akhirnya, kekhawatiran China bahwa Rusia, Jepang atau kekuatan Eropa akan menggunakan konferensi untuk memajukan tujuan politik mereka melawan China tidak terwujud.
Kesimpulan dan resolusi konferensi tersebut berkaitan dengan ilmu wabah, kebutuhan untuk perbaikan sanitasi, peraturan karantina dan penyebab epidemi yang tidak disadari, yakni marmut tarbagan.
Menutup konferensi itu, Wu mendesak agar: "Segala upaya harus dilakukan untuk mengamankan pendidikan kedokteran yang efektif di China."
Sedangkan respons terhadap epidemi, tugas untuk membatasi penyebarannya dan menekannya, diserahkan kepada masing-masing negara. Padahal, saat itu seringkali negara bersikap antagonis dalam berpolitik.
Tidak ada politisi di Shenyang, hanya ilmuwan yang melihat perlunya respons antar pemerintah global dan organisasi kesehatan global.