Bisnis.com, JAKARTA — Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) menuding rilis pemerintah terkait perkembangan data pasien virus Corona (Covid-19) tidak dilakukan secara real time.
Sekretaris Jenderal PB PAPDI, Eka Ginanjar, beralasan di lapangan banyak hasil tes PCR belum muncul padahal sudah lebih dua pekan pemeriksaannya.
“Bahkan ada pasien yang sudah sehat atau telah meninggal hasil PCR-nya belum ada,” kata dia melalui pesan tertulis kepada Bisnis, Jakarta, pada Senin (20/4/2020).
Dia mengatakan, dugaan itu berdasar pada kemampuan tes per 1 juta penduduk di Indonesia yang terbilang rendah, yakni 154.
“Kita terendah hanya 154 tes per 1 juta penduduk, bandingkan dengan Singapura yang mencapai 16 ribu tes per 1 juta penduduk,” kata Eka.
Oleh karena itu, menurutnya, wajar kasus di Singapura mencapai angka yang tinggi. Kendati demikian, ia menggarisbawahi, Pemerintah Singapura bisa mengontrol dan memantau yang positif supaya tidak menularkan virus.
Baca Juga
“Makanya angka kematian di Singapura terbilang rendah, hanya 11 orang atau CFR di bawah 1 persen,” ujarnya.
Jika dibandingkan dengan pekan lalu, ia menerangkan, kemampuan tes Indonesia relatif sama sekitar 122 tes per 1 juta penduduk. Dengan demikian, ia mengatakan, kenaikan 300-an kasus per hari di Indonesia lebih kepada hasil-hasil tes lama yang baru diumumkan.
“Kita belum bisa sebutkan kasus baru secara riil, artinya masih ada potensi banyak orang belum sadar akan dirinya positif,” kata dia.