Bisnis.com, JAKARTA - Wacana Presiden AS Donald Trump mengaktifkan kembali aktivitas ekonomi di sejumlah kawasan negara pada Mei 2020 dibanjiri kritik sejumlah pengamat.
Kritik terutama muncul lantaran Trump meluncurkan wacana itu tanpa koordinasi dengan negara-negara perbatasan yakni Meksiko dan Kanada.
Padahal di daerah perbatasan AS banyak perusahaan yang mengandalkan suplai dan pangsa pasar dari kedua negara tersebut. Salah satunya adalah industri perakitan mobil.
Data Komite Perdagangan AS menunjukkan bahwa impor bahan perakitan mobil AS dari Meksiko pada 2019 menyentuh nilai US$60 milia, sedangkan impor dari kanada berada di kisaran US$18 miliar.
Di sisi lain, ekspor industri perakitan mobil AS ke Meksiko tahun lalu menyentuh US$33 miliar. Sedangkan ekspor ke Kanada berada di level hampir US$30 miliar.
"Ketika kami kembali membuka kegiatan ekonomi, sangat penting menyelaraskan pergerakan dengan dua negara perbatasan," ujar Kristin Dziczek, Wakil Presiden Pusat Penelitian Industri, Ekonomi, dan Buruh Ann Arbon, seperti dilansir Bloomberg.
Pendapat Dziczek diamini Flavio Volpe, Presiden Asosiasi Manufaktur Mobil Kanada. Volpe sebenarnya tak begitu khawatir dengan koordinasi antara Trump dan Pemerintah Kanada.Hal yang dia takutkan justru bila tidak ada keselarasan antara pemerintah AS dan Meksiko.
"Industri ini sangat terintegrasi antara ketiga negara. Bahkan bila koordinasi [Kanada] dengan AS berjalan mulus, kami bisa terpengaruh seandainya hal serupa tak terjalin dengan Meksiko," ujar Volpe.
Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador sebelumnya sempat menjanjikan aktivitas ekonomi Meksiko bakal berangsur aktif lagi 5-6 hari sebelum AS. Namun, janji ini banyak diragukan mengingat rekam jejak Lopez.
Adapun wacana kembalinya aktivitas ekonomi AS pada bulan Mei pertama kali disuarakan Trump Kamis (16/4/2020) kemarin.
"Penghentian aktivitas ekonomi menyeluruh bukanlah solusi jangka panjang. Agar sejumlah sektor vital tetap bergerak, pendekatan lain harus diambil. Kita harus bergerak sesegera dan secepat mungkin," ujar Trump usai menggelar pertemuan dengan sejumlah penasihat ekonominya.