Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah korban meninggal akibat terinfeksi virus corona SARS-CoV-2 di Jepang bisa mencapai sekitar 400 ribu orang jika pemerintah tidak melakukan langkah pencegahan.
Tim dari kementerian Kesehatan yang mempelajari wabah virus Corona menyebutkan estimasi 850.000 ribu infeksi bisa bersifat serius dan membutuhkan alat bantu pernapasan ventilator.
Media Kyodo dan Asahi, seperti dilansir Reuters, melaporkan proyeks ini berdasarkan riset dari Profesor Hiroshi Nishiura dari Hokkaido University.
“Dia merupakan salah satu pakar penyakit menular yang menjadi penasehat di dalam tim respons pemerintah untuk mengatasi wabah virus SARS-CoV-2,” begitu dilansir Reuters pada Rabu (15/4/2020).
Pemerintah Jepang, yang dipimpin Perdana Menteri Abe Shinzo, telah menyatakan negara dalam keadaan darurat khususnya untuk wilayah Tokyo, Osaka dan enam wilayah lainnya.
Pemerintah telah meminta warga masyarakat untuk mengurangi secara drastis interaksi antara individu untuk menghindari penularan virus yang menyebabkan sakit radang paru-paru ini.
Baca Juga
Jepang mencatat ada sekitar 8 ribu kasus infeksi virus Corona dengan 162 orang meninggal. Jumlah ini cenderung bertambah terutama di ibu kota Tokyo, yang menjadi episentrum wabah virus Corona.
Pemerintah Jepang, seperti dilansir Channel News Asia, telah memundurkan waktu pelaksanaan Olimpiade musim panas ke 2021 karena wabah ini.
Virus Corona menyebar ke sekitar 200 negara dan telah menginfeksi sekitar 2 juta orang dengan korban meninggal sebanyak 127 ribu orang. Sebanyak 488 ribu orang berhasil sembuh setelah menjalani perawatan di rumah sakit.