Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Warga Rusia Jalani Isolasi di Hotel & Vila

Sejumlah warga Kota Moskwa dan St. Petersburg di Rusia memilih menjalani isolasi diri akibat pandemi corona di hotel atau vila.
Petugas penegak hukum di Moskwa, Rusia, pada 30 Maret 2020 mengenakan masker pelindung berjaga di jalan, setelah pemerintah kota mengumumkan lockdown sebagian dan memerintahkan penduduk tetap di rumah untuk mencegah penyebaran virus corona COVID-19./Antara/Reuters
Petugas penegak hukum di Moskwa, Rusia, pada 30 Maret 2020 mengenakan masker pelindung berjaga di jalan, setelah pemerintah kota mengumumkan lockdown sebagian dan memerintahkan penduduk tetap di rumah untuk mencegah penyebaran virus corona COVID-19./Antara/Reuters

Bisnis.com, MOSKWA - Elena, penata rambut asal Rusia, pulang ke negaranya setelah berlibur dari Spanyol bersama kekasihnya, Dmitry, tetapi keduanya ragu untuk mengisolasi diri di rumah bersama keluarga.

Alhasil, Elena mencari tempat untuk mengisolasi diri setibanya di bandara di St. Petersburg demi menghindari kemungkinan penularan virus ke kerabatnya. Saat itu, ia menemukan sejumlah hotel yang menyediakan tempat isolasi diri untuk orang seperti Elena.

"Kami masih tinggal bersama orang tua saat ini dan mereka berada di wilayah dengan risiko (tertular virus, red)," kata Elena dari tempat ia mengisolasi diri bersama pacarnya di Smart Welcome Hotel di St. Petersburg. "Kami mencari hotel untuk isolasi diri di St. Petersburg dan menemukan tempat ini."

Tingkat penyewaan hotel di Rusia turun tajam setelah Moskwa, St. Petersburg, dan daerah lain di Rusia menerapkan aturan karantina wilayah. Rusia melaporkan 21.102 kasus positif COVID-19 dan 170 di antaranya meninggal dunia.

Terkait dengan situasi itu, sejumlah hotel mulai menawarkan layanan isolasi diri untuk tamu demi menutup kerugian akibat turunnya jumlah kunjungan.

Nadezhda Erekhinskaya, manajer Smart Welcome Hotel, mengatakan strategi mengubah hotel sebagai tempat isolasi diri merupakan salah satu cara untuk bertahan agar tidak bangkrut.

"Demi mempertahankan bisnis dan tidak sepenuhnya rugi, kami memutuskan menawarkan layanan semacam ini untuk tamu kami. Ini cara kami bertahan setidaknya untuk bulan ini," ujar Erekhinskaya.

Dia mengatakan harga kamar turun tiga kali lebih rendah dari harga normal, meskipun tamu pada akhirnya harus membayar biaya tambahan kebersihan dan layanan lainnya yang membuat antartamu tidak saling bertemu.

Hotel mengenakan biaya 10.900 rubel (US$145) untuk 2 pekan di kamar standar maksimal dua orang dan 16.990 rubel (US$225) untuk biaya inap selama sebulan.

Warga St. Petersburg, Lyudmila Voronina mengajak ibunya yang berusia 70 tahun dan anak perempuannya, usia 12 tahun, untuk isolasi mandiri di Orekh, penginapan di luar kota.

"Udaranya bersih," kata Voronina, perempuan berusia 41 tahun. "Buat saya, (tinggal di) villa di sini lebih baik daripada di apartemen."

Manajer vila, Anastasia Ragozina, mengatakan banyak yang memilih mengisolasi diri di bungalow, meskipun beberapa lainnya terpaksa membatalkan pesanan kamar karena kebijakan karantina wilayah di St. Petersburg.

"Ada tamu yang tampaknya ingin melarikan diri dari hingar-bingar kota dan bahaya yang menanti mereka dalam elevator, di tiap tombolnya," kata Ragozina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper