Bisnis.com, JAKARTA - Wabah Corona dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar bisa dilihat sebagai momen memperkuat hubungan bertetangga.
Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Anwar Abbas mengajak dilakukannya penguatan sistem ketahanan hidup bertetangga. Hal itu perlu dilakukan di tengah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau sejenisnya di era Covid-19 sehingga dapat menekan potensi kriminalitas.
"MUI mengimbau masyarakat menegakkan dan melaksanakan tuntunan Nabi dengan menciptakan satu sistem ketahanan hidup bertetangga," kata Buya Anwar, sapaan Sekjen MUI tersebut, kepada wartawan di Jakarta, Selasa (7/4/2020).
Anwar mengatakan sistem ketahanan hidup bertetangga yang kuat dan baik itu didasarkan kepada nilai-nilai dari ajaran agama Islam yang ada.
Dengan begitu, kata dia, Covid-19 dengan segala persoalannya dapat diatasi dengan baik. Hasilnya, masyarakat bisa hidup dengan aman, tenteram dan damai.
Hadits Nabi Muhammad SAW, kata Anwar, mengatakan "barang siapa yang menyatakan dirinya beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah memuliakan tetangganya."
Baca Juga
"Di dalam hadits yang lain Nabi berkata bahwa engkau tidak bisa dikatakan telah beriman kepadaku, kalau engkau tidur dalam keadaan perutmu kenyang sementara tetanggamu kelaparan," lanjut Anwar.
Anwar mengajak setiap keluarga peduli terhadap keadaan yang dialami keluarga lain yang merupakan tetangganya.
Bila ada sebuah keluarga yang memiliki masalah, kata dia, orang dan keluarga yang menjadi tetangganya harus berempati dan dengan cepat datang membantu.
"Apalagi bagi orang Islam masalah ini jelas-jelas sangat menjadi perhatian. Bahkan keberimanan seseorang kepada Allah dan hari akhir adalah dinilai dan diukur salah satunya dari sejauh mana dia peduli terhadap tetangganya," ujar Anwar.
Pembatasan kegiatan masyarakat, kata Anwar, memiliki tujuan memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
"Tetapi ternyata hal demikian membuat ekonomi rakyat bermasalah sehingga banyak elemen masyarakat terpukul karena kehilangan pendapatannya," lanjutnya.
Anwar mencontohkan masyarakat yang berada di lapis bawah seperti tukang ojek, sopir taksi, pedagang kaki lima, penjual makanan di pinggir jalan dan lainnya kini mengalami kesulitan. Banyak di antara mereka yang tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Untuk itu, Anwar mengajak agar persoalan itu diatasi sehingga tidak memburuk yang dapat memicu kriminalitas karena alasan ekonomi sulit.
"Kalau meluas maka tidak mustahil akan berdampak buruk terhadap kehidupan sosial politik yang ada di negeri ini," kata Anwar mengingatkan.