Bisnis.com, JAKARTA – Jepang akan melancarkan paket stimulus yang bertujuan membantu para pekerja dan perusahaan melawan pandemi virus corona (Covid-19) di Negeri Sakura.
Menurut dokumen yang diperoleh Bloomberg, pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe akan mengerahkan paket stimulus dua fase untuk membantu pekerja dan bisnis di Jepang bertahan dari dampak pandemi corona.
Fase pertama, yang diharapkan akan diumumkan hari ini, Senin (6/4/2020), ditujukan untuk menghentikan kehilangan pekerjaan dan kebangkrutan.
Begitu virus ini mampu dibendung, bantuan putaran kedua akan berupaya untuk mendukung pemulihan ekonomi berpola V-shape, menurut draf rencana tersebut. Meski demikian, dokumen tersebut tidak memberikan angka-angka mengenai besaran keseluruhan paket.
“Perincian langkah ataupun angka yang tercakup sedang diperdebatkan sampai menit terakhir,” jelas kepala kebijakan partai yang berkuasa Fumio Kishida, seperti dilansir dari Bloomberg.
“Total final ukuran paket dan poin-poin utamanya akan disampaikan oleh perdana menteri,” tambahnya.
Rencana ini muncul ketika PM Abe menghadapi tekanan yang meningkat untuk menyatakan keadaan darurat di tengah lonjakan jumlah kasus terinfeksi di Tokyo.
Para ekonom melihat resesi yang mendalam di Jepang ke depannya. Pasar ekspor lumpuh, Olimpiade musim panas ditunda, dan ibu kota negara itu menghadapi prospek imbauan yang lebih ketat untuk tinggal di rumah.
Partai berkuasa Jepang pekan lalu mengusulkan paket stimulus terbesar di negara itu untuk memerangi virus. Rencana stimulus bernilai 60 triliun yen (US$554 miliar) tersebut mencakup langkah-langkah fiskal senilai 20 triliun yen. Senilai lebih dari 10 triliun yen di antaranya akan digunakan untuk pemberian kepada rumah tangga.
Menurut dokumen yang sama, Jepang berencana untuk mendistribusikan 300.000 yen kepada rumah tangga berpenghasilan rendah yang kehilangan pendapatan karena corona. Rumah tangga yang memiliki anak-anak juga akan mendapatkan bantuan.
Terkait bisnis, pemerintah akan menawarkan subsidi yang lebih besar untuk perusahaan-perusahaan yang memiliki pekerja.
Perusahaan yang terdampak virus akan dapat menunda pembayaran pendapatan dan pajak daerah selama satu tahun. Adapun beberapa bisnis berskala lebih kecil akan melihat pajak properti mereka dipangkas hingga nol.
Dokumen itu juga menunjukkan bahwa pemerintah merencanakan fase kedua setelah virus dapat dibendung. Meski langkah-langkahnya tidak terlalu jelas, fase ini mencakup langkah-langkah untuk meningkatkan belanja konsumen dan pariwisata, dan subsidi untuk ekonomi regional.