Bisnis.com, JAKARTA – Angka kematian akibat penyakit Covid-19 di Amerika Serikat (AS)) kemungkinan tak akan mencapai skenario terburuknya jika langkah-langkah social distancing dilakukan dengan benar.
Hal tersebut dikemukakan oleh miliarder kenamaan dunia, Bill Gates, mengacu pada estimasi korban jiwa yang baru-baru ini diutarakan oleh beberapa pejabat kesehatan AS.
Pada Selasa (31/3/2020), Deborah Birx, pejabat tinggi kesehatan masyarakat yang mengoordinasikan satuan tugas virus corona, mengatakan angka kematian akibat virus corona di AS diestimasi akan mencapai antara 100.000 dan 200.000, meskipun dilakukan langkah-langkah mitigasi yang paling ketat.
Tampilan slide dalam suatu briefing bahkan menunjukkan satu proyeksi dimana angka kematian dapat mencapai 240.000 jiwa terlepas dari segala upaya masyarakat untuk membendung virus ini.
Anthony Fauci, ilmuwan terkemuka di gugus tugas virus corona Gedung Putih, sebelumnya telah mengatakan beberapa studi publik memperkuat keyakinan mereka bahwa virus itu dapat menambah jumlah kematian yang lebih besar dalam beberapa pekan mendatang.
Namun, menurut Gates, bukan berarti hal itu tidak bisa dihindari.
Baca Juga
"Jika pengujian kita diperbaiki, kita melibatkan 50 negara bagian, [angka kematian] kita akan berada di bawah itu. Tentu saja, kita akan membayar harga ekonomi yang besar,” terang Gates, seperti dilansir dari Bloomberg.
Dalam beberapa hari terakhir, Co-founder Microsoft Corp. tersebut telah menyerukan diberlakukannya lockdown nasional untuk mengendalikan penyebaran Covid-19. Namun, langkah itu belum dilakukan AS sejauh ini.
Sementara itu, jumlah kasus virus corona di AS telah melampaui 324.000 pada Minggu (5/4), tertinggi di dunia, dengan lebih dari 9.000 di antaranya meninggal dunia, menurut data Johns Hopkins University.
Scott Gottlieb, mantan komisioner Food and Drug Administration AS, mengatakan AS masih kekurangan "pendekatan langsung" terhadap pengembangan vaksin ataupun perawatan untuk Covid-19.
“Kita perlu bersiap untuk apa yang terlihat ketika mengalami ekonomi yang lebih lambat dan lebih banyak orang menganggur di musim gugur,” ujar Gottlieb,
“Adil jika mengatakan segala sesuatu tidak akan kembali normal sampai kita memiliki vaksin," tambahnya kepada Fox.