Bisnis.com, JAKARTA - India sedang mencari pinjaman sebesar US$6 miliar dari lembaga multilateral, seperti Bank Pembangunan Asia, untuk meningkatkan upayanya memerangi wabah virus corona SARS-CoV-2.
Dilansir melalui Bloomberg, sumber yang tidak disebutkan namanya menyampaikan bahwa Bank Dunia telah memberikan komitmen senilai US$1 miliar, sementara pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi masih melakukan pembicaraan dengan Bank Investasi Infrastruktur Asia dan ADB.
"Untuk saat ini belum ada rincian yang sudah diselesaikan," ujar sumber tersebut, seperti dikutip melalui Bloomberg, Jumat (3/4/2020).
India membutuhkan peningkatan pengujian virus dengan cepat untuk mencegah penyakit menginfeksi lebih banyak orang di negara terpadat kedua di dunia setelah China itu.
Dana yang didapatkan, termasuk dari World Bank, akan digunakan untuk membeli alat uji virus dan ventilator, mengalihfungksikan tempat tidur rumah sakit menjadi tempat tidur unit perawatan intensif serta untuk membeli peralatan pelindung diri bagi pekerja medis.
Direktur World Bank India Junaid Ahmad mengatakan bahwa pandemi ini bukan hanya tantangan kesehatan.
Baca Juga
"[Virus] ini memiliki implikasi sosial dan ekonomi yang mendalam. Secara paralel, kami bekerja dengan urgensi yang sama dengan pemerintah dalam perlindungan masyarakat dan langkah-langkah ekonomi yang dibutuhkan," ujarnya.
Dengan diberlakukannya lockdown dan penghentian operasional tranportasi umum, ribuan pekerja migran nekat berjalan kaki untuk pulang ke kampung halaman mereka yang berjarak ratusan kilometer.
Pemerintah khawatir sekembalinya orang-orang ke kota-kota di India akan terjadi lonjakan penularan virus yang mungkin terbawa, menjadikan mereka carrier. Karenanya dibutuhkan peningkatan pengujian virus pada masyarkat.
Jumlah pasien yang dites di India hanya mencapai 66.000 sampai dengan Kamis (3/4), sekitar sepertigapuluh kecepatan uji virus SARS-CoV-2 di AS dan bahkan jauh di belakang negara-negara seperti Korea Selatan.