Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Arab Saudi berjanji akan segera membantu perusahaan-perusahaan swasta yang kesulitan menggaji karyawannya di tengah pandemi Covid-19. Kebijakan ini ditempuh untuk meminimalisir kemungkinan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran.
Alih-alih melakukan PHK, perusahaan swasta nantinya dapat mengajukan bantuan kompensasi untuk mengover 60 persen dari beban gaji karyawan selama maksimal tiga bulan. Saudi Press Agency, kantor berita milik pemerintah setempat, dalam laporannya memperkirakan kebijakan ini bisa menopang sekitar 1,2 juta pekerja di Arab Saudi yang memenuhi syarat.
Analis ekonomi Timur Tengah Bloomberg, Ziad Daoud, memuji kebijakan terbaru pemerintahan Mohamed bin Salman ini.
"Dari semua langkah stimulus yang sudah diumumkan, saya rasa ini yang paling signifikan. Arahnya sudah tepat, karena dapat membantu perusahaan bertahan dan mencegah PHK massal. Selanjutnya, patut dinanti akan seluas apa cakupannya," ujar Daoud.
Sebelum wacana ini muncul, Pemerintah Arab Saudi juga telah menyatakan komitmen untuk merangsang ekonomi sekaligus memangkas anggaran belanja senilai 50 miliar dibanding proyeksi awal tahun.
Komitmen itu mereka lontarkan usai anjloknya harga minyak global yang bikin mereka terancam mengalami defisit anggaran 23 persen dari PDB. Skenario perkiraan terburuk ini, menurut JPMorgan Chase & Co bisa benar-benar terjadi seandainya harga minyak mentah Brent anjlok ke level 20 dolar AS per barel.
Baca Juga
Adapun hingga Jumat (3/4/2020) hari ini harga minyak mentah Brent ada di level 31,83 dolar AS per barel.