Bisnis.com, JAKARTA—Singapura kembali mengucurkan stimulus kedua senilai 48 miliar dolar Singapura (US$33 miliar) untuk memerangi wabah Covid-19.
Menteri Keuangan Singapura Heng Swee Keat mengatakan pengeluaran tambahan itu akan memacu total stimulus untuk memerangi virus corona hampir mencapai 55 dolar Singapura atau 11 persen dari produk domestik bruto.
“Kejadian luar biasa membutuhkan kebijakan yang luar biasa,” ujar Heng, dikutip dari Bloomberg, Kamis (26/3/2020).
Paket stimulus ini diluncurkan hanya berselang lima minggu setelah laporan bujet tahunan bakal mengalokasikan 6,4 miliar dolar Singapura untuk perawatan kesehatan, mendukung bisnis dan rumah tangga yang terdampak pandemi ini.
Prospek ekonomi negara ini semakin menurun sejak pandemi virus corona menyerang, dengan pemerintah yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan terkontraksi di kisaran 1 persen-4 persen pada tahun ini.
“Kami menghadapi krisis tak terduga dengan situasi yang kompleks. Dari sisi ekonomi, ini akan menjadi kontraksi ekonomi terburuk sejak kemerdekaan,” tambah Heng.
Baca Juga
Ekonomi Singapura yang bergantung terhadap ekspor mengalami tekanan saat virus corona menghambat rantai pasokan dan industri perjalanan. Penutupan akses dari beberapa negara mitra, salah satunya Malaysia, telah mengakibatkan keterbatasan tenaga kerja dan pasokan makanan.
Pemerintah Singapura tercatat pernah mengambil cadangannya pada 2009 ketika ekonomi menghadapi ancaman resesi akibat krisis keuangan global. Singapura menggelontorkan paket stimulus 20,5 miliar dolar Singapura sehingga cadangan berkurang 4,9 miliar dolar Singapura.
Sesuai aturan konstitusi, Presiden harus menyetujui penarikan cadangan ini. Dalam keterangan resminya, Presiden Singapura Halima Yacob mengungkapkan dukungannya untuk mengambil cadangan di tengah kondisi seperti ini.
“Kami harus melakukan segala upaya untuk mendukung bisnis dan warga secara cepat. Ini adalah perkara bertahan diri,” jelasnya.