Bisnis.com, JAKARTA - Musim hujan di Indonesia segera berlalu. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi, musim kemarau bakal menyambangi Indonesia mulai pertengahan April, dengan wilayah Nusa Tenggara, Bali, dan Jawa menjadi daerah yang pertama kali memulainya pada April 2020.
“Dan pada akhirnya, Angin Timuran (Maonsun Australia) sepenuhnya dominan di wilayah Indonesia pada Juni hingga Agustus,” ucap kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, Senin (23/3/2020).
Sekadar catatan, datangnya musim kemarau berkaitan erat dengan peralihan Angin Barat (Monsun Asia) menjadi Monsun Australia. Di Indonesia sendiri, terdapat 342 zona musim (ZOM).
Dari jumlah tersebut, diperkirakan 17 persennya akan mengawali musim kemarau pada April 2020. Sebanyak 38,3 persen lainnya, akan memasuki “musim kering” pada bulan Mei, yakni daerah-daerah di sebagian Jawa dan Bali, lalu Sumatra, serta sebagian Sulawesi.
“Sementara 27,5 persen sisanya, akan mendatangi wilayah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua, pada Juni 2020,” ucap Dwikorita.
Jika dibandingkan rerata klimatologis awal musim kemarau (periode 1981 sampai 2010), maka awal musim kemarau 2020 di Indonesia diperkirakan mundur pada 148 ZOM, Normal pada 128 ZOM, dan maju 66 ZOM.
Dalam menghadapi musim kemarau ini, BMKG mengimbau para pemangku kepentingan dan masyarakat untuk tetap mewaspadai wilayah-wilayah yang akan mengalami musim kemarau lebih awal.
Yakni, sebagian Bali, Nusa Tenggara, Jawa Barat bagian utara, serta Jawa Tengah bagian utara dan selatan.
“Puncak musim kemarau 2020 diprediksi terjadi pada bulan Agustus 2020. Para pemangku kepentingan dan masyarakat diharapkan lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarah, khususnya di daerah rentan bencana kekeringan,” ucap Dwikora.