Bisnis.com, JAKARTA - Meski dunia telah pulih dari virus corona pada suatu saat, akan tetapi virus itu bisa bertahan lebih lama di Indonesia karena banyaknya pulau terpencil yang menjadi tempat sempurna bagi wabah itu untuk bersembunyi.
Demikian dikemukakan oleh peneliti dari Institute for Develompent of Economics and Finance (Indef), Zulkifli Rakhmat seperti ditulis harian South China Morning Post dalam situs web SCMP.com, Senin (23/3/2020).
Menurutnya, saking banyaknya tempat bersembunyi bagi virus mematikan yang berasal dari China itu, diperlukan tindakan cepat dari pemerintahan Presiden Jokowi.
Menurutnya, pemeritah harus segera melakukan pemeriksaan dengan dengan jumlah pos pemeriksaan yang tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia.
Akademisi dari Universitas Islam Indonesia (UII) itu mengatakan dengan luas dua juta kilometer persegi, Indonesia terdiri dari 18.000 pulau atau lebih.
Kondisi itu menyediakan ruang persembunyian yang luas bahkan untuk hominid yang paling pemalu sekalipun.
Baca Juga
Tak terhitung spesies burung, hewan, dan tanaman yang tidak terdeskripsi hidup di dunia terpencil ini. Begitu juga seperti halnya suku manusia yang tidak berinteraksi dengan suku bangsa lain atau dalam kondisi minim komunikasi.
“Keterpencilan dan isolasi yang sama dari pulau-pulau ini yang membuat kita sangat rentan terhadap kerusakan akibat virus corona,” tulisnya dalam artikel itu.
Dia bahkan menyatakan Indonesia pada dasarnya dihadapkan dengan bom waktu. Jika gagal mengambil langkah yang tepat dalam waktu cepat maka virus akan menyebar ke pulau-pulau yang lebih terpencil dan tidak diobati selama bertahun-tahun.
“Artinya, virus corona dapat hidup di Indonesia lebih lama setelah menghilang dari seluruh dunia,” kata Zulfikar.
Dia mengakui saat ini, infeksi virus corona masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, tetapi belum diketahui apakah ini karena lebih sedikit orang yang terinfeksi di luar Jawa, atau hanya karena mereka belum terdeteksi, katanya.
Bahkan kekhawatiran yang sebenarnya akan datang jika, dan lebih mungkin lagi, ketika virus mencapai ribuan pulau kecil di Indonesia bagian timur.