Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cegah Corona Meluas, India Hentikan Layanan Kereta Api

Hampir seluruh layanan kereta api di India akan berhenti beroperasi hingga 31 Maret.
Bendera India/Cultural India
Bendera India/Cultural India

Bisnis.com, JAKARTA - Negara dengan populasi terbesar kedua, India membatalkan layanan keretanya. Hal ini diikuti dengan permintaan berbagai negara bagian agar menutup layanan non-esensial seiring dengan lockdown untuk mencegah virus corona menyebar ke berbagai daerah.

Dikutip dari Bloomberg, Minggu (22/3/2020), hampir seluruh layanan kereta api akan berhenti beroperasi hingga 31 Maret. Hal tersebut disampaikan oleh Kementerian Perkeretaapian beberapa jam menuju kebijakan jam malam oleh Perdana Menteri Narendra Modi.

Penutupan total atau lockdown telah menciptakan antrean panjang oleh ribuan migran miskin yang memadati stasiun kereta api. Mereka memilih pulang kampung akibat ancaman tidak memiliki penghasilan dalam beberapa pekan ke depan.

Antrean ini dikhawatirkan justru menjadi pusat penyebaran virus corona mengingat India memiliki jaringan kereta api terpanjang keempat di dunia yang mengangkut rata-rata lebih dari 20 juta penumpang per hari, atau kira-kira sebesar populasi Australia.

"Kami harus menghentikan perjalanan kereta. Sangat penting untuk menghentikan kereta untuk menghentikan penyebaran virus corona," Shivaji Daund, komisaris divisi dengan pemerintah negara bagian Maharashtra di Ibu Kota Mumbai.

Setidaknya, sebanyak 14 pelancong kereta api telah dinyatakan positif virus corona di India selama sepekan terakhir, termasuk dua orang yang telah diperintahkan untuk melakukan karantina mandiri.

Jalanan di India terlihat sepi ketika warga memilih di rumah usai seruan Modi terkait jam malam sukarela sepanjang 14 jam pada hari Minggu. Seruan tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengekang penyebaran virus di seluruh negara.

Hingga hari ini, India telah melaporkan 324 kasus virus corona (Covid-19). Para ahli penyakit menular telah memperingatkan bahwa India akan menghadapi peningkatan kasus dalam beberapa pekan mendatang.

Dr. T. Jacob John, mantan kepala Dewan India untuk Pusat Penelitian Medis untuk Penelitian Lanjutan dalam Virologi, mengungkapkan jumlahnya akan 10 kali lebih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper