Bisnis.com, JAKARTA - Kemunculan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di latihan tembakan artileri minggu ini menimbulkan spekulasi bahwa ia telah mengasingkan diri dari Pyongyang karena kemungkinan masalah virus Corona.
Menurut laporan media pemerintah KCNA, Kim Jong Un mengawasi latihan artileri pantai pada hari Kamis, hanya beberapa hari setelah ia mengawasi latihan serupa pada 9 Maret. Latihan ini mengikuti dua latihan artileri lagi yang diadakan pada 2 Maret dan 28 Februari yang dihadiri Kim Jong Un.
Korea Utara tidak mengungkapkan lokasi latihan pada Kamis. Tetapi mengingat tiga latihan sebelumnya terjadi diduga dilakukan di kota pesisir timur Wonsan atau Sondok, yang terakhir juga diyakini telah terjadi di sepanjang pantai timur.
Interval singkat antara latihan ini telah menimbulkan spekulasi bahwa Kim Jong Un mungkin tinggal di daerah pantai timur, daripada bolak-balik antara Pyongyang dan pantai timur. Beberapa laporan media berspekulasi bahwa ia mungkin berada jauh dari ibu kota karena ketakutan akan virus Corona, menurut laporan Yonhap, Jumat (13/3/2020).
Reuters melaporkan Kim Jong Un mengawasi langsung latihan kompetisi menembak artiler pada Kamis, menurut rilis KCNA pada Jumat. Kim Jong Un mengawasi unit artileri Tentara Rakyat Korea Korps 7 dan Korps 9, tanpa mengenakan masker pelindung ketika ajudan militernya kompak mengenakan masker.
Penampilan publik terakhir Kim yang tidak terkait dengan militer adalah ketika ia memimpin pertemuan politbiro yang diperluas dari Komite Sentral Partai Buruh yang berkuasa, untuk membahas langkah-langkah untuk memastikan virus Corona tidak menyebar ke negara itu.
Baca Juga
Media pemerintah tidak mengatakan kapan pertemuan itu berlangsung, tetapi mengingat kegiatan Kim biasanya dilaporkan sehari setelah itu terjadi, pertemuan itu diyakini telah diadakan pada 28 Februari, hari yang sama ketika Kim menghadiri latihan artileri.
Seorang pejabat kementerian unifikasi Korea Selatan juga mengatakan bahwa pertemuan politbiro juga bisa terjadi di tempat lain selain Pyongyang mengingat pertemuan politbiro dan latihan digelar dengan selisih waktu yang berdekatan.
Para ahli mengatakan ketidakhadiran Kim dari Pyongyang mungkin terkait dengan virus Covid-19.
"Mengingat sekitar 10.000 orang dikarantina di Korea Utara, wabah di Pyongyang juga mungkin terjadi...kita harus menjaga kemungkinan terbuka bahwa dia menjauh dari Pyongyang karena penyebaran virus," kata Yang Moo-jin, profesor di University of North Korean Studies.
Yang Moo-jin mengatakan kemungkinan seperti itu tidak mutlak, dan ketidakhadiran Kim dari Pyongyang juga dapat dilihat sebagai "ekspresi dari kepercayaannya terhadap virus baru ... bahwa situasi virus mungkin untuk diatasi."
Pada akhir Januari, Korea Utara menyatakan peluncuran sistem darurat nasional melawan virus Corona, menyebut upaya pencegahan seperti itu sebagai "masalah politik" yang dapat menentukan nasib Korea Utara.
Sejak itu, Korea Utara telah meningkatkan upaya untuk mencegah penyebaran virus Covid-19, menutup perbatasannya dengan Cina dan memperkuat prosedur karantina untuk orang asing.
Kekhawatiran bahwa Korea Utara bisa rentan masih tinggi karena berbagi perbatasan yang Cina, tempat virus berasal. Korea Utara juga kekurangan pasokan medis dan infrastruktur utama untuk menguji dan merawat orang yang terinfeksi virus Corona.