Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengimbau kepada warganya untuk bersiap menghadapi lonjakan kasus virus corona akibat gelombang baru infeksi yang terjadi di luar negaranya, terutama di luar China.
Dalam pidatonya, Lee mengingatkan bahwa jumlah kasus virus corona (Covid-19) terus bertambah setiap harinya di seluruh dunia. Meskipun situasi di China mulai stabil, lonjakan kasus justru terjadi di negara-negara lain di Eropa, Timur Tengah, dan Amerika.
“Kasus baru terus terjadi di Singapura. Sebagian besar telah melakukan perjalanan ke luar negeri atau merupakan imported case,” ungkap Lee dalam keterangan resminya.
Lee mengungkapkan Singapura sejauh ini mampu mengendalikan jumlah infeksi, karena pemerintah terus melakukan isolasi kepada yang terinfeksi, melakukan pelacakan kontak, serta melakukan karantina kontak terdekat. Namun, Covid-19 belum dapat hilang sepenuhnya.
"Kami memperkirakan akan banyak kasus baru masuk ke Singapura dan gelombang infeksi baru yang berasal dari banyak negara, bukan hanya satu atau dua," kata Lee
PM Singapura juga mengingatkan bahwa Organisasi Kesehatan (WHO) telah menyatakan wabah itu sebagai pandemi dan diperkirakan akan berlanjut untuk waktu satu tahun dan mungkin lebih lama.
Baca Juga
Hingga saat ini, kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di Singapura mencapai 187, dengan total 96 orang telah sembuh dan dipulangkan dari karantina, menurut data worldometers.info.
Dalam menghadapi penyebaran Covid-19, PM Lee meimbau warganya untuk membiasakan praktik kehidupan yang lebih bersih, mengadopsi norma-norma sosial baru, dan mengurangi perkumpulan besar guna menjaga jarak fisik satu sama lain.
“Itu sebabnya kami sudah mengurangi kegiatan masyarakat, terutama untuk para manula,” ungkapnya.
Imbauan mengurangi kegiatan perkumpulan ini juga termasuk pertemuan keagamaan. Hal ini menyusul awal kasus penyebaran Covid-19 di Korea Selatan ymelalui kelompok gereja Shincheonji.
“Di Singapura, dua kelompok besar infeksi terjadi dalam kelompok gereja. Dan beberapa warga Singapura yang menghadiri pertemuan keagamaan internasional besar-besaran, sebuah pengajian (Tabligh) di Kuala Lumpur baru-baru ini terjangkit virus ini,” ungkapnya.
Ia beralasan bahwa virus tersebut dapat menyebar dengan cepat ke banyak orang di lingkungan yang ramai, seperti pertemuan dan layanan keagamaan.
Kebijakan pengurangan kegiatan keagamaan juga ditempuh Arab Saudi yang larangan umrah ke kota suci Mekah dan Madinah bagi warga asing yang juga mencakup warga serta penduduk Arab Saudi.
"Berdasarkan rekomendasi komite yang ditunjuk untuk mengawasi virus corona, pihaknya memutuskan untuk menunda umrah bagi warga dan penduduk di kerajaan tersebut," kata kantor berita SPA, mengutip sumber di Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi.
Selain itu pemimpin Gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus untuk pertama kali memimpin doa melalui rekaman video yang ditayangkan dalam layar raksasa di halaman Santo Petrus, Vatican sehubungan wabah virus corona.
“Saya berharap warga Singapura mengerti bahwa selama periode ini kita mungkin perlu mempersingkat kegiatan keagamaan atau mengurangi kehadiran di pertemuan-pertemuan semacam itu. Silakan bekerja dengan para pemimpin agama Anda untuk membuat penyesuaian,” kata PM Lee.