Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akankah Putin Berkuasa hingga 2036?

Presiden Rusia berdasarkan konstitusi harus mengundurkan diri pada tahun 2024, namun ada beberapa bulan yang memungkinkannya tetap berkuasa setelah itu, atau setidaknya memastikan transisi yang aman untuk dirinya sendiri.
Presiden Rusia Vladimir Putin./Bloomberg
Presiden Rusia Vladimir Putin./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Vladimir Putin kian memperkuat kekuasaan di Rusia setelah mendukung amandemen konstitusi yang memungkinkannya berkuasa dua periode lagi di Kremlin.

Presiden Rusia berdasarkan konstitusi harus mengundurkan diri pada tahun 2024, namun ada beberapa bulan yang memungkinkannya tetap berkuasa setelah itu, atau setidaknya memastikan transisi yang aman untuk dirinya sendiri.

Dalam draf amandemen konstitusi itu memungkinkan Putin tetap sebagai presiden sampai 2036. Alasannya, setelah 2024 sistem ketatanegaraan Rusia diatur ulang.

Usaha lobi pun dimulai di parlemen setelah para anggota partai berkuasa Rusia mengusulkan amandemen konstitusi dengan cara yang akan "mengatur ulang" masa jabatan presiden Putin kembali ke nol.

Putin kemudian mengumumkan bahwa dia akan datang ke parlemen meski belum memastikan apakah dia akan menerima atau menolak proposal tersebut.

"Pada prinsipnya, opsi ini dimungkinkan," katanya di akhir pidato setengah jam seperti dikutip Theguardian.com, Rabu (11/3/2020).

Dia juga mengatakan langkah itu harus disetujui oleh publik dalam referendum bulan depan.

Akan tetapi pada Selasa (10/2/2020), dia mengatakan bahwa pemilu modern Rusia membuat tidak mungkin untuk kembali ke prosesi gaya pemimpin Soviet untuk berkuasa seumur hidup.

"Saya tidak akan menyembunyikan bahwa saya salah," katanya.

Itu pernyataan yang salah karena selama Uni Soviet tidak ada pemilihan."

Sementara itu, terkait dugaan peran Putin di Pemilu AS, para pejabat AS mengatakan kepada anggota DPR dan Senat bahwa mereka tidak memiliki pengetahuan langsung bahwa Putin telah mengembangkan preferensi untuk seorang kandidat dalam pemilihan presiden AS tahun 2020.

Pernyataan itu bertentangan dengan apa yang dikatakan pejabat pemerintah kepada Komisi intelijen DPR bahwa Rusia telah mengembangkan preferensi untuk Presiden Donald Trump.

Pejabat AS mengatakan kepada para senator pada hari Selasa di briefing rahasia mereka bahwa mereka tidak memiliki pengetahuan langsung bahwa Putin memiliki kandidat 2020 yang disukai, menurut tiga sumber seperti dikutip CNN.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper