Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Donald Trump ikut angkat bicara soal permasalahan Saudi Arabia dan Rusia, berita palsu, hingga kasus virus corona di negaranya.
Lewat akun Twitter miliknya, Trump menanggapi pertengkaran kedua negara OPEC dan berbagai berita hoax yang diklaim ikut menjadi penghancur bursa AS.
Saudi Arabia and Russia are arguing over the price and flow of oil. That, and the Fake News, is the reason for the market drop!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) March 9, 2020
Bursa Amerika Serikat (AS) tersungkur pada perdagangan, Senin (9/3/2020). Indeks Dow Jones, NASDAQ, dan S&P kompak terkoreksi masing-masing 7,79 persen, 7,29 persen, dan 7,60 persen. Penurunan ini mengingatkan pasar akan kondisi krisis finansial yang terjadi pada 2008.
Transaksi dari Indeks S&P 500 sempat dibekukan selama 15 menit karena penurunan indeks dikhawatirkan membuat pelaku pasar panik.
Kendati demikian, Trump melihat penurunan harga minyak sebagai hal yang positif.
"Bagus bagi konsumen, harga bahan bakar turun!"
Pada perdagangan Senin siang (9/3/2020), harga minyak jenis WTI untuk kontrak April 2020 di bursa Nymex telah terkoreksi 27,08 persen atau 11,18 poin ke level US$30,1 per barel. Pada pertengahan perdagangan, minyak WTI sempat anjlok 33,77 persen dan sentuh level US$27,34 per barel.
Sementara itu, harga minyak jenis Brent kontrak Mei 2020 di bursa ICE terjun bebas ke level US$33,94 per barel, melemah 25,03 persen atau 11,33 poin. Pada pertengahan perdagangan, minyak sempat anjlok 31,48 persen dan sentuh level US$31,02 per barel.
Anjloknya harga minyak ini dipicu perang urat syaraf antara dua produsen minyak, Rusia dan Arab Saudi saling ngotot soal pemangkasan produksi minyak.
Dalam rentetan cuitannya, Trump juga berkeluh kesah soal hoax yang beredar di mana-mana. Dia pun berbagai fakta terkait dengan jumlah kematian warga AS akibat flu biasa yang mencapai 37.000 pada tahun lalu.
Bahkan, rata-rata korban jiwa akibat kasus flu biasa mencapai 27.000-70.000 jiwa. "Tidak ada yang ditutup, hidup dan ekonomi terus berjalan," ujarnya.
Saat ini, AS telah mencatat 546 kasus virus corona dengan jumlah korban jiwa sebanyak 22 jiwa.
So last year 37,000 Americans died from the common Flu. It averages between 27,000 and 70,000 per year. Nothing is shut down, life & the economy go on. At this moment there are 546 confirmed cases of CoronaVirus, with 22 deaths. Think about that!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) March 9, 2020
Presiden Donald Trump, Senin (9/3/2020), menegaskan akan memangkas pajak penghasilan dan meluncurkan paket kebijakan bagi industri yang terdampak virus corona pada hari ini, Selasa (10/3/2020). Pernyataan ini disampaikan beberapa jam setelah bursa AS mencatat rekor penurunan terburuk dalam satu dekade terakhir.
Trump berjanji pemerintah akan membantu pekerja dengan gaji per jam, karena banyak pekerja yang harus dirumahkan karena wabah virus corona. "Jadi mereka tidak mendapatkan sanksi untuk sesuatu yang bukan kesalahan mereka."