Bisnis.com, KUALA LUMPUR - Para Sultan di Malaysia hari ini dilaporkan merundingkan cara terbaik agar negeri itu bisa segera keluar dari gejolak politik yang terjadi.
Sembilan Sultan Malaysia itu akan membicarakan bagaimana pemerintah berikutnya akan dibentuk setelah pengunduran diri Mahathir Mohamad pada Senin (24/2/2020).
Langkah mundur itu dianggap banyak kalangan sebagai upaya Mahathir untuk mengkonsolidasikan kekuatan. Pada hari yang sama, setelah menyatakan mundur, Raja Malaysia menunjuk Mahathir sebagai perdana menteri sementara.
Usai pertemuan lanjutan dengan Raja Malaysia, Mahathir mengatakan bahwa parlemen akan mengadakan pemungutan suara untuk memilih pemimpin baru pada Senin (2/3/2020). Model pemilihan di parlemen ini belum pernah terjadi sebelumnya di Malaysia.
Pengumuman itu memancing reaksi koalisi tiga partai yang dipimpin Anwar Ibrahim, 72. Mereka berpendapat bahwa Mahathir tidak pantas mendahului keputusan Raja dan bahwa pemungutan suara di parlemen akan berlawanan dengan kekuasaan raja.
Dalam sistem politik Malaysia, Raja biasanya akan menentukan partai atau koalisi mana yang mendapat mayoritas dukungan. Partai atau koalisi yang menang kemudian akan memilih perdana menteri.
Baca Juga
Pemungutan suara di parlemen menandai perubahan sistem dengan memungkinkan semua anggota parlemen memilih seorang pemimpin di seluruh garis partai. Pemungutan suara seperti itu sejalan dengan proposal Mahathir untuk memimpin pemerintah persatuan yang akan menarik menteri dari partai mana pun.
Pada Kamis (27/2/2020) Mahathir mengatakan pemilihan parlemen diperlukan karena Raja telah melaporkan tidak ada partai yang memiliki mayoritas. Raja telah mengambil langkah pertemuan yang tidak biasa dengan semua 222 anggota parlemen, bukan hanya para pemimpin, untuk mengukur dukungan.
Jika tidak ada kandidat yang menerima dukungan mayoritas pada pemungutan suara Senin, akan ada pemilihan cepat, tambah Mahathir.
"Saya pikir menarik bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah kita memiliki parlemen yang menentukan perdana menteri, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya," ujar Tian Chua, mantan anggota parlemen dari partai Anwar, melalui telepon kepada Reuters seperti dikutip Antara.
"Terlepas dari siapa yang terpilih, itu menunjukkan demokrasi kita semakin matang," kata Mahathir.
Sembilan Sultan, yang dipimpin Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah, dijadwalkan bertemu pukul 11.30 waktu setempat. Mereka berperan sebagai kepala turun-temurun dari masing-masing negara bagian Malaysia.
Istana tidak memberikan indikasi apakah mereka akan mengkonfirmasi rencana pemungutan suara parlemen pada Senin atau sebaliknya menguraikan proses lain. Tidak disebutkan kapan keputusan mereka diumumkan.
Mahathir, yang menjadi perdana menteri dari 1981 hingga 2003, tampil kembali dari masa pensiunnya untuk membentuk koalisi Pakatan Harapan bersama Anwar Ibrahim. Koalisi Mahathir-Anwar kala itu mengusung seruan anti-korupsi untuk mengalahkan partai UMNO dan aliansi Barisan Nasional yang dipimpin Najib Razak pada 2018.
Warga UMNO dilaporkan telah bangkit kembali dan menginginkan pemilihan baru.
Pengunduran diri Mahathir juga membebaskannya dari janji untuk menyerahkan kendali pemerintahan kepada Anwar sebelum masa jabatannya berakhir pada 2023.
Tiga partai dalam aliansi Anwar Ibrahim memiliki bagian suara terbanyak dengan 92 kursi di parlemen, tetapi kurang untuk menjadi mayoritas dengan total 112 kursi.
Pergolakan politik terjadi pada saat yang kritis bagi Malaysia. Mahathir mengumumkan paket stimulus ekonomi senilai 4,7 miliar dolar AS pada Kamis untuk melawan dampak epidemi virus Corona terhadap ekonomi negara itu.