Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Korsel Beri Perhatian Khusus pada Dampak Ekonomi Covid-19

Covid-19 memberikan pukulan besar bagi perekonomian Korea Selatan.
Pekerja yang mengenakan pakaian pelindung menyemprotan desinfektan di depot bus di distrik Eunpyeong Seoul pada 24 Februari 2020./ Seong Jun Cho - Bloomberg
Pekerja yang mengenakan pakaian pelindung menyemprotan desinfektan di depot bus di distrik Eunpyeong Seoul pada 24 Februari 2020./ Seong Jun Cho - Bloomberg

Bisnis.com JAKARTA -- Presiden Korea Selatan Moon Jae-in terus memberikan perhatian khusus kepada dampak ekonomi negaranya usai merebaknya kasus virus corona baru atau Covid-19.

Seperti dikutip dari kantor berita Arirang, Kamis (27/2), dia mengatakan Covid-19 memberikan pukulan besar bagi perekonomian negaranya. Saat ini prioritas pemerintah adalah dengan cepat menahan wabah Covid-19.

Hal itu merupakan tanggung jawab pemerintah untuk menjaga ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Hal itu diungkapkan dalam rapat bersama Kementerian darat dan laut pada Kamis (27/2).

“Kuncinya adalah vitalitas ekonomi. Saya meminta kedua kementerian untuk mengambil inisiatif dalam merevitalisasi ekonomi dengan mendukung industri yang terkena dampak langsung, seperti penerbangan dan pengiriman,” ujarnya.

Presiden juga membahas kebijakan real estat guna menekankan prinsip untuk melindungi masyarakat yang tinggal di rumah dan untuk menghentikan spekulasi.

Dalam pertemuan tersebut, menteri pertanahan menyusun delapan strategi khusus untuk memperluas rumah sewa dan menstabilkan harga rumah.

Menteri kelautan juga mempresentasikan rencana untuk menghidupkan kembali industri pelayaran dengan membangun puluhan kapal kontainer besar dan memperluas pemasarannya ke luar negeri.

Sementara itu, Channel News Asia melaporkan bahwa negeri ginseng ini melaporkan bahwa terdapat 505 kasus infeksi Covid-19 tambahan pada hari ini.

Laporan ini telah membuat rencana latihan bersama antara pasukan AS dan Korea Selatan ditunda.

Pusat Pengendalian & Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) menyebutkan angka tersebut membuat total infeksi menjadi 1.766 kasus. Sebuah lompatan terbesar sejak infeksi pertama yang dikonfirmasi pada 20 Januari. Adapun kasus kematian telah mencapai 13 jiwa.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper