Bisnis.com, JAKARTA — Pejabat Federal Reserve optimistis kebijakan moneter saat ini sangat tepat di tengah tingginya ketidakpastian akibat wabah virus corona. Kini bank sentral Amerika itu belum berencana untuk memangkas suku bunga.
Kekhawatiran mereka lebih kepada sejauh mana kemampuan the Fed untuk menyelamatkan ekonomi Amerika Serikat (AS), jika terjadi sesuatu hal di luar prediksi.
Dalam beberapa acara pada pekan ini, pejabat bank sentral yakni Wakil Kepala the Fed Richard Clarida berbicara mengenai ketahanan ekonomi AS dan membalikkan ekspektasi pasar yang memperkirakan the Fed akan memangkas suku bunga acuan pada pertengahan tahun ini.
“Ekonomi sangat bagus,” kata Presiden the Fed Atlanta Raphael Bostic, dilansir dari Bloomberg, Sabtu (22/2/2020).
Dia pun menambahkan kondisi ekonomi yang positif saat ini bakal menjadi pertimbangan untuk tidak memangkas suku bunga acuan.
Di balik keoptimisan tersebut, tersimpan risiko jangka panjang yang menghantui ekonomi AS. Dengan kebijakan suku bunga acuan yang sangat rendah, the Fed memiliki ruang terbatas untuk menghalau resesi yang diakibatkan oleh virus corona atau keadaan lainnya.
Sejumlah pejabat the Fed bahkan sangat optimistis epidemic tersebut dapat segera diselesaikan dan dampak-dampaknya terhadap ekonomi negara itu hanya bersifat sementara.
“Pada dasarnya, ketika virus lain menghilang, maka seharusnya ini juga akan menghilang,” jelas Presiden the Fed James Bullard.
Lebih lanjut, Bullard mengemukakan ekonomi AS hanya akan mengalami tekanan secara sementara dan semuanya akan kembali normal. The Fed diakuinya dalam kondisi yang sangat bagus dan tidak perlu untuk menurunkan suku bunga acuan.
Bank sentral AS ini tercatat mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 1,5 persen-1,75 persen pada pertemuan 28-29 Januari lalu. Skenario tersebut dinilai tepat untuk mempertahankan ekspansi ekonomi AS dan mencapai target angka perekrutan dan inflasi.