Bisnis.com, JAKARTA— Pemerintah Hong Kong diminta bereaksi cepat dengan memanfaatkan cadangan fiskalnya untuk menghindari potensi resesi ekonomi.
Perusahaan akuntansi KPMG LLP yang merekomendasikan hal itu bahkan menyebutkan stimulus itu bisa berupaya pemberian hingga 10.000 dolar Hong Kong (US$1,287) kepada warganya guna memacu konsumsi.
Berdasarkan laporan KPMG LLP, Hong Kong diperkirakan mencatatkan defisit fiskal bujet senilai HK$47,7 miliar pada tahun fiskal 2019-2020. Angka tersebut merupakan defisit pertama kalinya sejak 15 tahun terakhir.
Pemerintah Hong Kong akan mengumumkan bujet fiskalnya pada 26 Februari 2020. Pada saat itu, KPMG mendesak pemerintah bereaksi cepat untuk menanggulangi risiko-risiko yang ada.
“Pemerintah Hong Kong harus menghindari keinginan untuk menaikkan pajak atau memangkas pengeluaran di mana seharusnya negara ini melindungi warganya, bahkan harus memberikan stimulus,” kata John Timpany, mitra dan Kepala Perpajakan KPMG China di Hong Kong, seperti dilansir Bloomberg, Rabu (19/2/2020).
Sebelumnya, Sekretaris Keuangan Hong Kong sempat menyebutkan negaranya kemungkinan menghadapi kejutan layaknya tsunami dan bakal mencatatkan defisit bujet pada tahun fiskal mendatang. Hong Kong mengalami tekanan yang dalam akibat wabah virus Corona dan protes prodemokrasi yang berkepanjangan pada tahun lalu.
Baca Juga
Per 31 Desember 2019 Hong Kong mencatatkan cadangan fiscal senilai HK$1,12 triliun. Kawasan ini dinilai berada pada situasi keuangan yang lebih baik dibandingkan saat SARS menghantam Hong Kong pada 2003 ketika cadangan fiskal hanya senilai 275 miliar.
“Cadangan itu sangat berguna ketika Hong Kong dilanda kesulitan seperti saat ini. Kita harus menggunakannya secara tepat dan bijak untuk menghadapi badai sekarang,” jelas Alice Leung, mitra untuk penasehat pajak KPMG China.