Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Profesor Harvard Kaget 'Digas' Menteri Terawan soal Virus Corona

Profesor Marc Lipsitch dari kampus Harvard AS mengaku kaget dengan komentar balasan Menteri Kesehatan Terawan soal temuan kasus virus corona di Indonesia
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (tengah) mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/2/2020). Rapat kerja tersebut membahas pencegahan dan penanganan virus korona di Indonesia serta upaya perlindungan kesehatan Warga Negara Indonesia yang berada di China dan negara lain./Antara
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (tengah) mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/2/2020). Rapat kerja tersebut membahas pencegahan dan penanganan virus korona di Indonesia serta upaya perlindungan kesehatan Warga Negara Indonesia yang berada di China dan negara lain./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Nadhira Afifah, mahasiswi Indonesia di Harvard TH Chan School, mengatakan Profesor Marc Lipsitch dari kampus ternama dunia itu kaget mengetahui reaksi pemerintah atas risetnya tentang penyebaran virus corona.

"Beliau kaget kemarin di -'gas' sama pemerintah Indonesia," kata Nadhira, Jumat (14/2/2020).

Ini pertama kali Lipsitch mendapat tanggapan 'keras' soal hasil kajiannya.

Menurut Nadhira, Lipsitch sejatinya bukan pribadi yang vokal atau agresif sehingga komentar Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengejutkan dia. "Beliau tipe orang belakang panggung. Sangat passionate dengan research dan fokus di kantor atau lab saja."

Mahasiswi jurusan Global Health ini telah mewawancarai Lipsitch secara langsung. Hasil wawancara diunggahnya ke media sosial YouTube.

Sebelumnya, Lipsitch membuat riset prediksi yang dengan membandingkan data pengunjung suatu negara dengan jumlah kasus yang terdeteksi terinfeksi virus Corona. Salah satu temuannya menyebut Indonesia seharusnya memiliki lima kasus infeksi corona.

Prediksi Liptsitch membuat Terawan tersinggung. Terawan yakin benar Indonesia hingga kini tidak ada kasus positif virus corona karena menerapkan standar internasional dan menggunakan alat uji yang canggih.

"Itu namanya menghina itu. Wong peralatan kita kemarin di-fix-kan dengan duta besar AS. Kita menggunakan [alat] dari AS. Kit-nya dari AS," katanya di Gedung Grand Kebon Sirih, Jakarta, Selasa (11/2/2020).

Saat diwawancarai Nadhira, Lipsitch mengatakan penelitiannya tidak fokus ke satu negara saja. Risetnya pun bukan untuk menilai kualitas dari sebuah negara atau kemampuan pengamatannya.

"Namun sebagai contoh dalam situasi ini seharusnya sudah ada kasus [virus corona] yang terdeteksi. Jadi penelitian ini sejak awal tidak ditujukan untuk Indonesia," ujar Nadhira.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Tempo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper