Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Update Virus Corona: 1.013 Orang Meninggal, 42.760 Kasus Terinfeksi

Dikutip dari www.worldometers.info, korban jiwa di China tercatat 1.011 orang hingga Selasa pukul 05.00 WIB, bertambah sebanyak 103 jiwa sejak Senin (10/2).
Pekerja dari Departemen Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mendisinfeksi area perumahan setelah wabah virus Corona, di Ruichang, Provinsi Jiangxi, China, pada Sabtu (25/1/2020)./Reuters
Pekerja dari Departemen Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mendisinfeksi area perumahan setelah wabah virus Corona, di Ruichang, Provinsi Jiangxi, China, pada Sabtu (25/1/2020)./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Angka kematian akibat wabah virus corona (coronavirus) menembus 1.000 korban jiwa hingga hari ini, Selasa (11/2/2020).

Dikutip dari www.worldometers.info, korban jiwa di China tercatat 1.011 orang hingga Selasa pukul 05.00 WIB, bertambah sebanyak 103 jiwa sejak Senin (10/2).

Sementara itu, kematian di luar China terjadi di Filipina dan Hong Kong masing-masing sebanyak 1 orang. Dengan demikian, wabah virus ini telah merenggut total 1.013 nyawa. Angka kematian tersebut telah melampaui jumlah korban akibat MERS yang mencapai 858 jiwa pada 2012.

Adapun jumlah yang dipastikan terinfeksi virus corona di China hingga Selasa (11/2) bertambah 2.128 orang, sehingga jumlah total pengidap virus sejauh ini di negeri tersebut mencapai 42.299 orang.

Virus ini juga telah menjalar ke 27 negara lain di Asia dan Eropa. Menyusul China berturut-turut adalah Jepang, Singapura, dan Hong Kong yang mencatatkan masing-masing 161, 45, dan 42 kasus.

Sebagian besar kasus yang dikonfirmasi di Jepang merupakan penumpang kapal pesiar Diamond Princess yang tengah dikarantina. Jumlah infeksi di kapal tersebut saat ini mencapai 135 kasus.

Dari total 42.760 kasus virus corona di seluruh dunia hingga Selasa (11/2), sebanyak 6.495 di antaranya dalam kondisi kritis. Di sisi lain, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh juga bertambah menjadi 4.097 orang.

Provinsi Hubei, China, jantung wabah virus tersebut, melaporkan 103 kematian tambahan hingga 11 Februari, seperti dilansir Bloomberg. Sebagian besar korban jiwa di China datang dari provinsi ini.

Hubei menambahkan 2.097 kasus baru selama periode 24 jam, menurut pernyataan dari komisi kesehatan setempat. Angka ini merupakan penambahan harian terendah sejak 1 Februari. Total kasus yang dikonfirmasi di Hubei saat ini mencapai 31.728.

Dilansir Bloomberg, penelitian Imperial College London mencatat tingkat kematian dari virus corona diperkirakan mencapai 1 persen, dengan tingkat kematian diperkirakan mencapai 18 persen untuk pasien dengan gejala berat di provinsi Hubei.

"Dampak dari epidemi yang sedang berlangsung mungkin sebanding dengan pandemi influenza utama abad kedua puluh," Neil Ferguson, seorang peneliti penyakit menular di Imperial College London, seperti dikutip Bloomberg.

Para peneliti mengatakan angka kematian 1 persen adalah perkiraan dari apa yang akan terjadi setelah semua kasus dihitung, dan setelah kasus yang sebelumnya tidak terdiagnosis menurunkan angka tersebut.

Tim riset memperingatkan dalam laporannya bahwa setiap perkiraan harus dilihat dengan hati-hati mengingat banyaknya ketidakpastian terjadi.

Secara keseluruhan, para peneliti Imperial College London memperkirakan bahwa 1,3 persen penduduk Wuhan terinfeksi virus pada 31 Januari, tetapi hanya 1 dari 19 di antara mereka yang menjalani tes, menunjukkan bahwa jumlah kasus sebenarnya bisa jauh lebih tinggi dari yang ditunjukkan data resmi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper