Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang KTT Iklim COP26, Inggris Luncurkan "Year of Climate Action"

Para pemimpi dunia menyepakati tindakan-tindakan yang lebih serius terkait perubahan iklim dalam konferensi tentang perubahan iklim di Glasgow, 9-19 November 2020 mendatang.
Ilustrasi perubahan iklim/Istimewa
Ilustrasi perubahan iklim/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Tahun ini Inggris menjadi tuan rumah konferensi Iklim Perserikatan Bangsa (United Nations) Conference of the Parties 26 atau COP26. Konferensi yang akan digelar di Glasgow pada 9-19 November 2020.

Pada ajang tersebut, para pemimpin dunia akan menyepakati tindakan-tindakan yang lebih serius terkait perubahan iklim. Inggris sebagai tuan rumah meluncurkan kampanye "Year of Climate Action".

Secara internasional, tuan rumah akan meminta semua negara, termasuk Indonesia, untuk meningkatkan Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (Nationally Determined Contributions/NDC) untuk
membatasi emisi karbon.

Utusan Inggris untuk COP26, John Murton berkunjung ke Jakarta pada pekan ini untuk bertemu sejumlah pemangku kepentingan. Kemarin, (6/2/2020), Murton bertandang ke kantor Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. Dia juga bertemu pelaku bisnis serta para anggota LSM untuk membahas poin-poin yang bisa dicapai dalam kerjasama antara Inggris dan Indonesia dalam sektor ini.

Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins mengatakan, di Glasgow nanti pihaknya berharap dapat mendorong negara, kota, negara bagian, dan bisnis untuk bergerak di jalur yang sama, mencapai nol persen emisi global dalam beberapa dekade mendatang.

"Indonesia merupakan satu dari sedikit negara di dunia yang dapat membuat perbedaan nyata apakah dunia memenuhi target yang ditetapkan di Perjanjian Paris. Inggris siap melanjutkan kerjasama dengan Indonesia dalam mitigasi dan adaptasi menuju ekonomi yang lebih bersih dan lebih sejahtera, " ujar Jenkins melalui keterangan tertulis, Jumat (7/2/2020).

Salah satu fokus bahasan dalam COP26, lanjut Jenkins adalah pemberian akses kepada semua negara untuk invesatsi yang mendukung pertumbuhan berbasis lingkungan. Ekonomi energi menurut Jenkins kini telah bergeser dan mendukung energi baru terbarukan. Tenaga surya dan angin disebut semakin murah dibandingkan dengan batu bara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper