Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penculikan WNI: Pemerintah Diminta Cari Solusi

Pemerintah harus segera mencari solusi untuk membebaskan nelayan yang ditahan oleh kelompok Abu Sayyaf.
Ilustrasi penculikan/Istimewa
Ilustrasi penculikan/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah harus segera mencari solusi untuk membebaskan nelayan yang ditahan oleh kelompok Abu Sayyaf.

M. Iqbal, Anggota Komisi I DPR, mengatakan bahwa Pemerintah harus mencari solusi terkait penahanan nelayan yang kerap dilakukan oleh kelompok Abu Sayyaf. Yang terbaru, kelompok tersebut menahan lima orang nelayan Indonesia.

“Kami mendorong Pemerintah Indonesia agar terus berkoordinasi dengan negara tetangga dalam upaya membebaskan lima orang WNI [warga negara Indonesia],” ujarnya, Rabu (5/2/2020).

Iqbal menuturkan Pemerintah juga harus segera menyelesaikan persoalan terkait permintaan uang tebusan untuk membebaskan WNI yang ditahan. Pasalnya, sebelumnya Pemerintah juga sempat membayar tebusan untuk membebaskan WNI yang pernah disandera oleh kelompok tersebut.

Menurutnya, Pemerintah Indonesia harus memperkuat bekerja sama dengan Malaysia dan Filipina untuk membasmi kelompok Abu Sayyaf, sehingga tidak lagi terjadi penculikan.

“Kami mengimbau seluruh nelayan dari Indonesia agar tidak melaut di perairan sekitar Sabah dan wilayah lainnya yang belum terjamin keamanannya. Ini untuk mencegah kembali terjadi kasus penculikan WNI oleh kelompok mana pun,” kata anggota Fraksi PPP itu.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi meminta pemerintah Malaysia untuk meningkatkan keamanan di perairan Sabah, menyusul terjadinya kembali penculikan 5 WNI oleh kelompok Abu Sayyaf pada 16 Januari 2020.

Retno mengatakan bahwa sejak 2016 terdapat total 44 WNI yang diculik kelompok Abu Sayyaf dari 13 kasus penculikan. Kasus penculikan tersebut sebagian besar terjadi di perairan Sabah, Malaysia.

“Kami mohonkan perhatian kepada Pemerintah Malaysia untuk meningkatkan keamanan di perairan yang jadi wilayah mereka, karena kita sudah ada kerja sama trilateral antara Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Kami memiliki komitmen untuk menjaga keamanan wilayah masing-masing,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper