Bisnis.com, JAKARTA - Virus corona bisa dibilang menjadi faktor ketidakpastian baru dalam perekonomian. Dampak dari penyebaran virus tersebut bisa saja mempengaruhi perekonomian Indonesia lewat berbagai sektor, baik pariwisata hingga industri makanan dan minuman.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Seminar Nasional “Memangun Optimisme dan Peluang di Tengah Ketidakpastian” di Wisma Antara pada Senin (3/2/2020).
“Ada persoalan ketidakpastian baru, yaitu virus corona. Datangnya begitu mendadak bakan China juga langsung menghentikan kegiatannya, apalagi di Wuhan. Top market di China sudah drop 9 persen,” kata Airlangga (3/2/2020).
Airlangga mengatakan sejak virus tersebut merebak, permintaan minyak dari China juga turun 20 persen. Menurutnya, penurunan tersebut cukup berdampak mengingat pasar China menjadi yang paling besar. Menurutnya, pemerintah akan melakukan peninjauan kembali terkait dampak virus tersebut selain di tourism.
“Kalau tourism sudah pasti akan kena. Singapura sudah membatasi ke China dalam dua minggu terakhir,” lanjutnya.
Dia mengatakan sektor pariwisata menjadi sektor yang pertama terdampak virus tersebut. Pasalnya, turis China yang masuk begitu besar untuk beberapa wilayah di Indonesia seperti Sulawesi Utara, hingga Kepulauan Riau.
Selain itu, sektor yang akan terdampak lainnya adalah supply chain. Sebab Wuhan yang merupakan kota asal virus corona merupakan sumber dari bahan baku beberapa industri.
“Kita masih beruntung karena pengaruh spare part dari Wuhan itu tidak terlalu berpengaruh dalam industri otomotif kita. Tapi otomotif dunia dan elektronik dunia ini berpengaruh. Sehingga tentu bagi Indonesia kita melihat dampak terhadap industri lain seperti industri makanan minuman,” terangnya.