Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pabrik jadi Pendukung Terbesar Stabilisasi Ekonomi China

Pabrik-pabrik China menjadi pendukung terbesar bagi stabilisasi ekonomi negeri itu dalam tiga bulan terakhir 2019, didorong oleh meredanya ketegangan perdagangan dengan AS yang meningkatkan permintaan global.
Kontainer terlihat di Pelabuhan Yangshan Deep Water di Shanghai, China 6 Agustus 2019./ REUTERS-Aly Song
Kontainer terlihat di Pelabuhan Yangshan Deep Water di Shanghai, China 6 Agustus 2019./ REUTERS-Aly Song

Bisnis.com, JAKARTA - Pabrik-pabrik China menjadi pendukung terbesar bagi stabilisasi ekonomi China dalam tiga bulan terakhir 2019.

Hal itu didorong oleh meredanya ketegangan perdagangan China dengan AS yang meningkatkan permintaan global.

Berdasarkan data Biro Statistik Nasional yang dirilis Sabtu (18/1/2020), output dalam perusahaan industri berhasil naik 5,9 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2018.

Output tersebut berhasil bangkit kembali dari hampir 10 persen pada dekade sebelumnya.

Produsen, terhitung lebih dari 85 persen dari total output industri, tumbuh 5,9 persen pada kuartal tersebut, dari 4,8 persen pada kuartal sebelumnya dan menjadi kenaikan terbesar sejak data tersedia.

Data tersebut juga menambahkan bukti bahwa pabrik-pabrik China, meski tengah berjuang dengan tarif impor dari AS yang lebih tinggi, deflasi, dan utang yang jatuh tempo, telah dibayangi permintaan yang meningkat menjelang akhir 2019.

Peningkatan tersebut didorong oleh perubahan haluan dalam prospek global. Penandatanganan kesepakatan fase-satu antara China dan AS pada minggu ini kemungkinan akan membawa momentum itu lebih jauh hingga 2020, dengan optimisme eskalasi lebih lanjut belum akan terjadi dalam waktu dekat.

Negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu telah bergerak lebih stabil pada level terlemah dalam hampir 30 tahun pada kuartal terakhir, karena produksi industri dan investasi manufaktur melebihi harapan.

Namun, pabrik China masih memiliki gangguan pelemahan ekonomi residual di berbagai sektor, dengan 7 dari 11 sektor melaporkan pertumbuhan output yang lebih lambat. 

Secara khusus, ekspansi di sektor teknologi dan perangkat lunak turun menjadi 15,6 persen untuk penurunan triwulanan kelima berturut-turut. Pertumbuhan dalam bisnis konstruksi, properti, dan konsumsi juga melambat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper