Bisnis.com, JAKARTA - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyebut banyak warga Jakarta yang pindah ke kotanya. Hal itu lantaran kualitas udara di wilayahnya yang terbilang baik.
"Banyak warga Jakarta pindah ke Surabaya karena anaknya asma. Begitu ke Surabaya, mereka enggak sakit lagi," ujarnya saat menjadi pembicara dalam acara Indonesia Millenial Summit (IMS) di gedung Tribrata, Jakarta, Jumat (17/1/2020).
Risma memastikan kualitas udara di Surabaya semakin baik dari tahun ke tahun. Dari data yang dipaparkannya, indeks kualitas udara di Kota Surabaya pada 2019 nilainya 90,30, sementara pada 2018 nilainya 90,27 dan pada 2017 nilainya 90,26.
"Setiap tahun semakin baik meskipun kendaraan kami semakin banyak. Warga Surabaya lebih sehat," tuturnya.
Kualitas udara yang baik ini lantaran banyaknya pohon yang ditanam. Risma mengatakan selalu memantau seluruh wilayah Surabaya, terutama di jalan raya.
Bukan hanya dengan alat pemantau kualitas udara yang minim jumlahnya, melainkan juga dengan melihat kondisi pohon. Jika batang pohon di wilayah tersebut terlihat menghitam dan daunnya mulai keriting, kata Risma, itu berarti polusi udaranya sudah tinggi.
"Jadi harus ditanami, makanya Surabaya kayak hutan. Selalu saya tambah terus karena mobilnya tambah terus," bebernya.
Risma mengaku tidak bisa menekan laju pertumbuhan penduduk kendaraan di Kota Surabaya. Karena itu, salah satu cara untuk tetap menekan polusi akibat hasil pembakaran mesin kendaraan, yakni dengan menanam pohon.
"Semua pagar saya kasih pot, akhirnya serap polusi. Selain nambah taman, ruang hutan kota," jelasnya.
Dia pun membantah pernyataan sejumlah pihak yang mengatakan bahwa jika pemerintah terlalu concern terhadap lingkungan, indeks ekonomi akan turun. "Salah, indeks properti di Surabaya tertinggi di Indonesia karena lingkungan kita bagus," tuturnya.