Bisnis.com, JAKARTA - Situasi di Timur Tengah hingga perkembangan di Laut China Selatan turut menjadi bahasan dalam pertemuan ke-7 Strategic Dialogue antara Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Jepang Motegi Toshimitsu, Jumat (10/1/2020).
Dalam pertemuan tersebut, selain membahas kerja sama bilateral, kedua Menlu melakukan tukar pikiran mengenai situasi di kawasan dan global, antara lain kerja sama Indo-Pasifik, Rakhine State, situasi di Timur Tengah, Laut China Selatan, dan Semenanjung Korea.
Khusus terkait memanasnya situasi di Timur Tengah, kedua Menlu menyerukan agar semua pihak menahan diri.
Situasi di Timur Tengah semakin memanas usai serangan Amerika Serikat menewaskan Komandan Pasukan Quds Iran Jenderal Qasem Soleimani dan Komandan Milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis di Bandara Internasional Baghdad, Irak, Jumat (3/1).
"Indonesia dan Jepang memiliki harapan yang sama agar semua pihak dapat menahan diri agar tidak terjadi eskalasi di wilayah Timur Tengah," kata Menlu Retno Marsudi.
Senada dengan Retno, Menlu Motegi mengatakan bahwa kedua negara sepakat untuk melakukan segala upaya yang bisa dilakukan untuk meredakan ketegangan di Timur Tengah.
Terkait isu kawasan, keduanya berbagi keprihatinan atas agresivitas China di Laut China Selatan dan program nuklir Korea Utara.
"Terkait Laut China Selatan, kami berbagi keprihatinan serius terhadap upaya-upaya yang mencoba mengubah status quo secara sepihak dengan kekuatan dan menegaskan untuk melanjutkan kolaborasi dengan erat," kata Motegi.
Disepakati pula penguatan kerja sama untuk merealisasikan denuklirisasi di semenanjung Korea dengan mengimplementasikan resolusi Dewan Keamanan PBB.