Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Donald Trump menunjukkan tanda-tanda frustrasi yang meningkat menunggu persidangan pemakzulan di Senat, ketika dia menghabiskan waktu di Florida selama liburan di resor Mar-Lago dengan para ajudannya.
Trump telah melakukan sesuatu yang menjadi rutinitas selama minggu pertama liburannya di Florida, melepaskan ejekan ke Ketua DPR AS Nancy Pelosi di Twitter karena menahan pasal pemakzulan dari Senat, ketika dia berlibur di lapangan golf dan bergaul dengan keluarga dan teman.
Dia juga melampiaskan tentang pemakzulannya saat menjawab pertanyaan dari wartawan setelah pesan Malam Natal kepada pasukan AS, dan ketika dia berbicara dengan mahasiswa konservatif Sabtu lalu.
Rasa frustrasi Trump yang nyata muncul ketika Pemimpin Mayoritas Senat, Mitch McConnell, terus memberi sinyal ketidakpastian tentang persidangan. Dia mengatakan awal pekan ini bahwa dia tidak ingin melanjutkan persidangan, meskipun Trump bersemangat.
Menurut laporan CNN, 29 Desember 2019, salah satu sumber yang dekat dengan Trump mengatakan Presiden telah mencari masukan selama liburan dari berbagai sekutu tentang siapa yang harus masuk dalam tim pembelanya dan seperti apa strategi pertahanannya. Ada diskusi serius tentang memiliki beberapa sekutu Republik di DPR memainkan peran dalam persidangan, tetapi Trump belum membuat keputusan terakhir, menurut orang-orang yang akrab dengan masalah tersebut mengatakan.
Satu sumber mengatakan satu-satunya kepastian tentang tim pembela Presiden pada saat ini adalah Penasihat Gedung Putih Pat Cipollone sebagai pemimpin dan akan dibantu oleh beberapa wakilnya. Penasihat luar pribadi Presiden akan memainkan peran yang lebih terbatas, kata sumber itu.
Baca Juga
Sementara itu, pejabat Gedung Putih telah datang dan pergi dari retret Palm Beach Trump. Penasihat senior kepresidenan dan menantu Jared Kushner tiba Kamis, kata seseorang yang akrab. Sekarang setelah Kushner bergabung dengan Donald Trump, sumber mengatakan, liburan itu kemungkinan akan lebih merupakan perjalanan kerja di Mar-a-Lago sejauh ini.
Dikutip dari Los Angeles Times, sidang Senat diperkirakan akan dimulai pada Januari. Partai Republik, mayoritas yang menguasai Senat, ingin menggelar persidangan yang singkat dan mungkin satu hingga dua minggu, dibandingkan dengan persidangan lima minggu Presiden Clinton pada 1999 yang berakhir dengan pembebasannya.
Untuk memecat presiden dari jabatannya, Senat harus memilih dengan suara mayoritas dua pertiga. Di Senat yang dikuasai Partai Republik, pemecatan Donald Trump tampaknya tidak mungkin.
Dikutip dari Reuters, pemakzulan akan membutuhkan mayoritas dua pertiga dalam 100 anggota Senat, yang berarti setidaknya 20 anggota Partai Republik harus bergabung dengan Demokrat dalam pemungutan suara melawan Trump, namun sejauh ini tidak ada yang mengindikasikan mereka akan melakukannya.