Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soal Uighur, Kemenlu: Indonesia Tempuh Pendekatan Bilateral

Plt Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan bahwa Indonesia terus aktif melakukan komunikasi dengan China terkait kondisi terkini Muslim Uighur di Xinjiang.
Bendera nasional China berkibar di luar masjid di Xinjiang International Grand Bazar selama perjalanan yang diorganisir pemerintah di Urumqi, Daerah Otonomi Xinjiang Uighur, China, 3 Januari 2019./REUTERS - Ben Blanchard
Bendera nasional China berkibar di luar masjid di Xinjiang International Grand Bazar selama perjalanan yang diorganisir pemerintah di Urumqi, Daerah Otonomi Xinjiang Uighur, China, 3 Januari 2019./REUTERS - Ben Blanchard

Bisnis.com, JAKARTA - Plt Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan bahwa Indonesia terus aktif melakukan komunikasi dengan China terkait kondisi terkini Muslim Uighur di Xinjiang.

"Pendekatan Indonesia dilakukan secara bilateral melalui komunikasi dengan memintakan penjelasan. Sudah pernah dilakukan dan ditanyakan kembali. Itu dari waktu ke waktu menunjukkan keseriusan kita mengetahui perkembangan di lapangan," ujar Faizasyah yang ditemui di Kemenlu, Jumat (20/12/2019).

Dia menuturkan bahwa baru-baru ini, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di sela-sela Pertemuan Asia Europe Meeting Foreign Minister Meeting (ASEM FMM) ke-14 di Madrid, Spanyol, Senin (16/12).

Dalam kesempatan tersebut, kata Faizasyah, Menlu Retno menanyakan kembali perkembangan di Xinjiang dan telah mendapatkan penjelasan dari Menlu Wang Yi.

"Dengan mengangkat itu kembali, kita secara jelas, secara berkelanjutan, memintakan update dari pihak Tiongkok atas perkembangan di wilayah itu," katanya.

Adapun dalam menanggapi Menlu Retno, Menlu Wang Yi menegaskan komitmen negaranya bahwa kebebasan beragama umat muslim di Xinjiang dijamin oleh negara.

China dituding melakukan upaya diskriminasi terhadap Muslim Uighur. Negara Tirai Bambu itu membuat camp konsentrasi untuk upaya yang disebut sebagai re-edukasi bagi lebih dari sejuta muslim di wilayah itu.

Kondisi tersebut mengundang perhatian masyarakat dunia termasuk di Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper