Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato refleksi pergantian tahun di depan kader. Ada beberapa hal yang disoroti mengenai tantangan Indonesia saat ini, salah satunya pertumbuhan ekonomi.
Yudhoyono (SBY) mengatakan bahwa Demokrat sepakat dengan Presiden Jokowi terkait angka pertumbuhan pada tingkat 5 persen bukanlah sesuatu yang buruk. Terutama jika dikaitkan dengan situasi perekonomian global saat ini.
“Jika ekonomi kita tumbuh rendah, di bawah 6 persen misalnya [pada 2020], lapangan pekerjaan baru memang sulit didapat. Penghasilan dan daya beli rakyat sulit ditingkatkan. Angka kemiskinan juga tak mudah untuk diturunkan,” katanya di JJC Senayan, Jakarta, Rabu (11/12/2019).
SBY menjelaskan bahwa di tengah lesunya daya beli golongan menengah ke bawah, ada dua proritas yang penting. Pertama, penciptaan lapangan kerja baru harus sukses.
“Kalau sukses, konsumsi rumah tangga secara agregat akan terus meningkat. Kedua, perlu dipastikan agar anggaran perlindungan sosial, termasuk subsidi bagi kaum tidak mampu, jumlahnya memadai,” jelasnya.
Presiden Keenam ini menuturkan bahwa Demokrat menyambut baik tekad Presiden Jokowi agar Indonesia bisa keluar dari jebakan penghasilan menengah (middle income trap) di tahun 2045 mendatang. Di sinilah Indonesia perlun memiliki pertumbuhan yang tinggi.
“Pengalaman menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi 6 persen setahun akan membuat pendapatan perkapita naik 2 kali lipat dalam 10 tahun. Insyaallah Indonesia bisa. Kita punya success story. Dalam waktu 10 tahun 2004—2014 income per kapita kita naik 3 kali lipat lebih, dari US$1100 menjadi US$3500,” ucapnya.