Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Pilih Tujuh Stafsus Milenial, Ini Kata Pengamat Kebijakan Publik

Dia mensinyalir kebijakan memilih tujuh stafsus milenial hanya memberi kepuasan di kalangan milenial. Pun begitu langkah Jokowi ini disebut tidak terkesan natural.
Presiden Joko Widodo memperkenalkan tujuh orang staf khusus./Bisnis-Amanda Kusumawardhani
Presiden Joko Widodo memperkenalkan tujuh orang staf khusus./Bisnis-Amanda Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Kebijakan Presiden Joko Widodo menunjuk tujuh staf khusus dari kalangan milenial dinilai akan meninggalkan sejumlah catatan. Hal ini akan berpengaruh pada kontribusi para kalangan muda ini selama lima tahun mendatang.

Pengamat Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada Satria Imawan mengatakan keputusan ini membuat kabinet Indonesia Maju kian gemuk. Efeknya akan berpengaruh pada semakin sulitnya dikeluarkan sebuah kebijakan.

"Konsekuensi struktur gemuk banyak yang bisa masuk pada akhirnya [Presiden] ragu membuat keputusan karena banyak yang masuk [memberi masukan]. Kan tidak semuanya rasional, ada yang mementingkan kelompoknya," katanya kepada Bisnis, Kamis (21/11/2019).

Di sisi lain, para staf tidak memiliki latarbelakang birokrasi. Kondisi ini akan menyulitkan para staf khusus untuk terlibat kabinet. Satria mencontohkan mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti yang didepak karena sulit menjalankan tahapan birokrasi.

Selain itu, para staf khusus milenial diambil dari berbagai kalangan. Sebagian dari kalangan yang besar di bidang teknologi seperti startup. Kondisi ini dikhawatirkan memunculkan politik kepentingan di kalangan milenial tersebut jika mereka tidak melepas jabatan sebelumnya.

Adapun sebagian staf khusus mengaku tidak akan meninggalkan posisinya. Seperti CEO Ruangguru Adamas Belva Syah Devara yang tetap memegang jabatan di startup tersebut.

Dia mensinyalir kebijakan memilih tujuh stafsus milenial hanya memberi kepuasan di kalangan milenial. Pun begitu langkah Jokowi ini disebut tidak terkesan natural.

"Tapi itu tantangan Jokowi. Anak muda ini juga bersaing di masa lalu dan harus menseragamkan di satu rel. Dan anak muda ini jauh lebih muda dibandingkan menteri dan wakil menteri."

"Saya tidak bisa bayangkan stafsus ini rapat dengan Prabowo Subianto misalnya. Saya lihat ini bentuk trial and error saja," katanya.

Secara keseluruhan dia menilai langkah ini semakin memperlihatkan jabatan yang dibisniskan atau transaksional di kabinet Indonesia Maju.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper