Bisnis.com, SEMARANG—Perusahaan perakit kecerdasan buatan (artificial intelligence) Megvii Technology Ltd. berencana melakukan penawaran umum saham perdana atau IPO di Bursa Hong Kong dengan target dana minimal US$500 juta.
Dikutip dari Reuters, Megvii yang berbasis di Beijing, China, didukung oleh perusahaan dagang el raksasa Alibaba Group. Megvii terkenal dengan produknya berupa aplikasi Face ++.
Sejumlah sumber menyebutkan ada kemungkinan IPO Megvii akan dilakukan pada akhir 2019. Dana yang dikumpulkan berpotensi mencapai US$1 miliar.
Namun, Megvii masuk ke dalam daftar hitam perdagangan AS, akibat dugaan keterlibatan terhadap penindasan HAM terhadap populasi minoritas muslim di Xinjiang. Manajemen menampik dan keberatan terhadap isu tersebut.
Pendapatan Megvii di Xinjiang hanya berkisar 1 persen pada 2018. Bahkan pada tahun ini, sepanjang semester pertama tidak ada lagi pendapatan dari wilayah tersebut.
“Bertindak sebagai sponsor IPO Megvii adalah Goldman Sachs, Citigroup, dan JP Morgan,” papar laporan, Selasa (19/11/2019).
Hong Kong pada 2018 menempati peringkat puncak nilai IPO terbesar di antara bursa gelobal lainnya. Namun, kinerja pada 2019 terhambat oleh serangkaian aksi demonstrasi.
Aktivitas IPO mulai bergairah pada September 2019, setelag perusahaan bir Budweiser Brewing melakukan IPO senilai US$5 miliar, terbesar sepanjang tahun ini.
Pada pekan lalu, Alibaba juga mengumumkan akan melakukan IPO di Bursa Hong Kong, dengan nilai US$13,4 miliar. Ini akan menjadi IPO terbesar di dunia dalam 7 tahun terakhir.
Perusahaan Teknologi Megvii Siap IPO US$500 Juta di Hong Kong
Perusahaan produsen kecerdasan buatan (artificial intelligence) Megvii Technology Ltd. berencana melakukan penawaran umum saham perdana atau IPO di Bursa Hong Kong dengan target dana minimal US$500 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
2 jam yang lalu