Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Polisi Militer Rusia Masuk ke Perbatasan Suriah, Serangan Turki Berhenti

Polisi militer Rusia mulai masuk ke perbatasan timur laut Suriah pada hari Rabu di bawah kesepakatan dengan Turki untuk mengusir para pejuang Kurdi dari kawasan itu dan Presiden AS Donald Trump mengatakan serangan Turki terhadap pasukan Kurdi sudah berakhir.
Pejuang Pasukan Demokratik Suriah (SDF) terlihat di Deir al-Zor, Suriah 1 Mei 2018./REUTERS-Rodi Said
Pejuang Pasukan Demokratik Suriah (SDF) terlihat di Deir al-Zor, Suriah 1 Mei 2018./REUTERS-Rodi Said

Bisnis.com, JAKARTA - Polisi militer Rusia mulai masuk ke perbatasan timur laut Suriah pada hari Rabu di bawah kesepakatan dengan Turki untuk mengusir para pejuang Kurdi dari kawasan itu dan Presiden AS Donald Trump mengatakan serangan Turki terhadap pasukan Kurdi sudah berakhir.

Hanya dua minggu setelah Trump menarik pasukan khusus AS dari wilayah tersebut, yang memungkinkan pasukan Turki untuk menyerang pasukan Kurdi sekutu Washington, penempatan polisi militer Rusia menunjukkan betapa cepatnya kekuasaan di wilayah tersebut bergeser.

Turki ‘menghentikan’ serangannya minggu lalu di bawah kesepakatan yang diperantarai AS yang menyerukan agar pejuang YPG Kurdi menarik diri. Rusia kemudian sepakat dengan syarat pasukan YPG keluar dari seluruh perbatasan timur laut.

Dalam sebuah pidato dari Gedung Putih, Trump mengatakan Turki telah melakukan gencatan senjata pekan lalu secara permanen dan memungkinkan Amerika Serikat segera mencabut sanksi yang telah dijatuhkan pada para pejabat dan kementerian Turki dalam menanggapi serangan lintas-perbatasan sebelumnya.

"Dini hari tadi, pemerintah Turki memberi tahu pemerintah saya bahwa mereka menghentikan pertempuran dan ofensif mereka di Suriah dan membuat gencatan senjata permanen," kata Trump seperti dikutip Reuters, Kamis (24/10/2019).

Dia menambahkan bahwa dirinya telah memberikan instruksi untuk mencabut sanksi terhadap Ankara, kecuali ada sesuatu yang terjadi yang tidak diinginkan.

Operasi militer Turki dikecam secara luas oleh sekutu NATO dan Uni Eropa, yang mengatakan hal itu menyebabkan krisis kemanusiaan baru dalam konflik delapan tahun Suriah selain memungkinkan tahanan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang ditahan oleh YPG melarikan diri dan berkumpul kembali.

Meskipun ada kritik keras terhadap mundurnya pasukan AS dari Suriah, termasuk dari para pemimpin di partai Republik sendiri, namun Trump membela keputusannya dengan menyatakan "biarkan orang lain berperang”.
Kedatangan polisi militer di Kobani menandai dimulainya misi oleh pasukan keamanan Rusia dan Suriah untuk mendorong YPG keluar setidaknya 30 km (19 mil) di bawah kesepakatan yang dicapai pada Selasa oleh presiden Vladimir Putin dan Tayyip Erdogan.


Langkah itu juga menggarisbawahi pengaruh dominan Putin di Suriah dan memblokir kembalinya pasukan sekutu Presiden Bashar al-Assad di sepanjang perbatasan timur laut untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun.

Kobani sangat penting bagi para pejuang Kurdi yang memerangi gerilyawan ISIS yang mencoba merebut kota itu pada 2014-15 dalam salah satu pertempuran sengit dalam konflik Suriah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper