Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat terorisme Al-Chaidar dalam penjelasan singkatnya menyebutkan bahwa pelaku penyerang Menko Polhukam Wiranto berasal dari JAD.
Semula, Al-Chaidar ditanya kemungkinan pelaku penyerang Wiranto berasal dari kelompok DI/TII atau kelompok lain.
"Kelompok lain." ujar Al Chaidar seraya menyebut nama Jamaah Ansharut Daulah, "JAD," ujarnya.
Ia menyebut penggunaan pisau dan pelaku yang merupakan suami istri sebagai indikasi.
Sementara itu, Sidney Jones yang semula berhati-hati menyebut siapa di belakang penusuk Wiranto akhirnya menemukan informasi yang lebih banyak.
"Sudah lebih banyak info, pelaku sudah diketahui," ujarnya seraya menyebut kelompok ISIS.
Sidney Jones menyebutkan bahwa suami isteri pelaku penusuk Wiranto dinikahkan oleh Abu Zee, yang ditangkap Densus pada akhir September.
"Namanya Fazri Pahlawan alias Abu Zee, amir JAD Bekasi," ujar Sidney Jones.
Meski begitu, Sidney Jones mengaku tidak tahu di mana pasangan itu dinikahkan.
Menurut Sidney Jones, pelaku penusuk Wiranto hanya salah satu dari empat pasangan yang dinikahkan Abu Zee.
Soal ini, Al=Chaidar menambahkan biasanya pasangan suami istri di JAD menikah setelah bergabung dengan kelompok ini. Sesama anggota kelompok akan dinikahkah pimpinan JAD.
"Sama seperti Novi Yuli Dewi dalam kasus bom panci ke istana," ujar Al-Chaidar mengingatkan kasus Dian Yulia Novi (28) yang merencanakan serangan bom bunuh diri ke Istana Negara pada Minggu, 11 Desember 2016.
Terkait jaringan JAD, seperti diberitakan Bisnis.com, 23 September 2019, Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap sembilan terduga teroris kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) jaringan Bekasi dan Bandung, Jawa Barat.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol. Dedi Prasetyo mengungkapkan bahwa tujuh terduga teroris berinisial SN, AZ, H, IG, AR, S dan AS ditangkap di wilayah Bekasi Jawa Barat. Sementara satu tersangka berinisial MA alias Muri, diamankan di wilayah Jakarta Utara dan I ditangkap di Jakarta Barat.
"Total ada sembilan terduga teroris yang hari ini telah ditangkap Tim Densus 88 Antiteror," tutur Dedi, Senin (23/9/2019).
Menurut Dedi seluruh terduga teroris itu ditangkap karena sudah melakukan i'dad dan berencana melakukan aksi amaliyah dengan target serangan Kantor Polisi di wilayah Jabodetabek.
Dari tangan para terduga teroris itu Polisi menyita berbagai senjata tajam dan bahan peledak yang siap dirakit.
"Semua terduga yang diamankan ini mereka masih satu jaringan dan terkoneksi semuanya," kata Dedi.