Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Menolak Disebut Sebagai Negara Maju

Pemerintah China melalui kedutaan besarnya di Australia menyampaikan bahwa julukan 'negara maju' yang disebutkan oleh Perdana Menteri Scott Morrison adalah pernyataan sepihak dan tidak adil.
Salah satu Tembok Lennon di Tai Po, Hong Kong, China, Sabtu (21/9/2019)./Reuters-Aly Song
Salah satu Tembok Lennon di Tai Po, Hong Kong, China, Sabtu (21/9/2019)./Reuters-Aly Song

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah China melalui kedutaan besarnya di Australia menyampaikan bahwa julukan 'negara maju' yang disebutkan oleh Perdana Menteri Scott Morrison adalah pernyataan sepihak dan tidak adil.

"Pernyataan bahwa China kini menjadi ekonomi maju terbaru oleh pihak Australia tidak sesuai, dan pada dasarnya menggemakan opini yang selama ini diklaim oleh Amerika Serikat," ujar Kedutaan Besar China di Australia dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip melalui Bloomberg, Kamis (26/9/2019).

Menyusul komentar yang disampaikan Morrison di Chicago pada Senin (23/9/2019), Presiden AS Donald Trump mengungkapkan di hadapan anggota Majelis Umum PBB bahwa China, ekonomi terbesar kedua dunia, seharusnya tidak diperbolehkan menyatakan dirinya sebagai ekonomi berkembang untuk mempermainkan sistem.

Trump mengklaim bahwa China telah meraup keuntungan dengan mengeksploitasi ketidakseimbangan yang merugikan industri manufaktur dan pendapatan ekspor AS.

Morrison diketahui mengunjungi Amerika Serikat selama enam hari sampai dengan Rabu (25/9), dengan agenda penguatan hubungan diplomasi dengan AS meski tetap menjaga keseimbangan dengan mitra dagang terbesarnya, yakni China.

Hubungan antar negara tersebut telah merenggang beberapa waktu belakangan ini, dan dia menyampaikan bahwa lembaga dunia kini perlu menyesuaikan sistem mereka dengan China, terhadap status ekonominya yang baru.

Status yang menyebut China sebagai ekonomi maju telah ditolak oleh Beijing, yang diperkirakan dapat memicu ketegangan dengan Australia.

"China masih merupakan negara berkembang, yang diakui secara luas oleh komunitas internasional. Jalan China menuju modernisasi masih panjang," tulis pernyataan dari kedutaan besar.

Mereka juga menambahkan bahwa produk domestik bruto per kapita China masih kurang dari US$10.000, atau sekitar 16% dari PDB per kapita AS dan 17 % dari Australia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper