Bisnis.com, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Presiden International Committe Of The Red Cross (ICRC) Peter Maurer untuk terlibat aktif menyelesaikan masalah kemanusiaan di Myanmar dan Afganistan.
Permintaan terlibatnya palang merah internasional (ICRC) ini menjadi bagian yang diupayakan oleh Jusuf Kalla di sela sidang Majelis Umum PBB ke-74, di New York, Amerika Serikat, Kamis (26/9/2019) waktu Indonesia.
"Dua masalah yang menjadi perhatian kami. Pertama di Negara Bagian Rakhine, bagi Indonesia repatriasi sukarela, aman dan bermartabat adalah prioritas," ujarnya.
Jusuf Kalla (JK) menyebutkan semua pihak harus membantu Myanmar dan Bangladesh untuk mencapai penciptaan situasi kondusif guna memudahkan proses pemulangan para pengungsi.
Sejauh ini Indonesia dan Asean melalui AHA Centre berusaha sangat keras untuk membantu Myanmar dalam mempersiapkan pemulangan. Meski begitu upaya ini masih belum dapat terlaksana karena repatriasi yang direncanakan pada Agustus lalu tidak terwujud.
"Asean juga membantu Myanmar menyebarluaskan informasi tentang persiapan pemulangan di Cox Bazaar," imbuhnya.
Baca Juga
Selain pertolongan untuk kemanusiaan, JK juga mendorong ICRC memberi dukungan penguatan ekonomi bagi masyarakat pengungsi ini.
"Mereka harus didukung [ekonomi]. Saya ingin mendengar dari Anda tentang kemungkinan kerja sama yang bisa kita lakukan bersama di Rakhine State dan Cox Bazaar," katanya.
Jusuf Kalla yang juga Ketua Palang Merah Indonesia itu juga mengharapkan terciptanya perdamaian permanen di Afganistan. Dia menyebutkan rencana penandatanganan Perjanjian tentang Penarikan Pasukan AS antara Taliban dan AS yang di tunda membuat proses perdamaian menjadi lebih lambat.
"Indonesia berkomitmen untuk melanjutkan kontribusinya pada proses perdamaian di Afghanistan," tegasnya.
Wapres berharap dialog dan negosiasi Intra-Afghanistan dapat segera dilakukan. "Indonesia yakin bahwa Indonesia dan ICRC dapat bekerja sama di Afghanistan," harapnya.