Bisnis.com, PALEMBANG — Pengurus Badan Wakaf Indonesia mencatat tanah wakaf yang tersebar di berbagai daerah di Tanah Air mencapai 5,50 miliar meter persegi yang sebagian besar dimanfaatkan untuk pembangunan masjid dan pondok pesantren.
“Potensi wakaf yang cukup besar itu memerlukan pengelolaan yang lebih baik dan pengembangan kegiatan produktif, kata Ketua Badan Pelaksana BWI
Mohammad Nuh dikutip dari Antara, Jumat (13/9/2019).
Menurutnya, wakaf tanah, uang, atau barang bergerak dan tidak bergerak lainnya tidak hanya untuk membangun masjid, tetapi bisa digunakan untuk bisnis.
“Nadjir atau pengelola wakaf harus kreatif dengan melakukan tindakan produktif memanfaatkan harta wakaf untuk bisnis yang hasilnya bisa menyejahterakan masyarakat," ujarnya.
Nuh menjelaskan bahwa BWI yang didirikan pada 2004 terus berupaya melakukan pengembangan pengelolaan wakaf dan mendorong masyarakat menjadi agen atau penggerak wakaf produktif.
Baca Juga
Untuk pengembangan pengelolaan harta wakaf, BWI telah memulainya dengan membangun sejumlah rumah sakit di Pulau Jawa yang sekarang ini telah menghasilkan keuntungan yang bisa dimanfaatkan untuk membantu kaum duafa berobat dan peningkatan kesejahteraannya.
Pembangunan rumah sakit dan usaha produktif lainnya, kata Nuh, akan terus dikembangkan sehingga bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang lebih luas.
Untuk menghimpun harta wakaf yang lebih besar agar bisa dikembangkan menjadi kegiatan usaha produktif, pihaknya mengajak pelajar dan mahasiswa sebagai generasi milenial untuk terlibat dalam penghimpunan dan pengelolaan harta wakaf, serta menjadikannya sebagai gaya hidup.
“Generasi milenial secara nasional terdapat sekitar 110 juta orang, potensi yang cukup besar itu akan dimanfaatkan secara maksimal untuk penggalangan wakaf,” ujar Nuh.