Bisnis.com, JAKARTA – Puluhan orang tewas setelah pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) yang memerangi gerakan pemberontak Hutsi mengebom sebuah penjara di Yaman bagian barat, menurut pemberontak.
Yusuf al-Hadri, juru bicara Kementerian Kesehatan Hutsi, mengatakan setidaknya 60 orang tewas dalam serangan udara pada Minggu (1/9/2019) yang menghantam sebuah kompleks. Kompleks itu digunakan sebagai pusat penahanan di utara kota Dhamar.
Sebanyak 50 orang terluka, katanya kepada TV Al Masirah yang dikelola pemberontak. Dia menambahkan bahwa 185 tahanan perang ditahan secara keseluruhan di Dhamar Community College.
Nazem Saleh termasuk di antara mereka yang ditahan di fasilitas itu. Dia menjelaskan, "Kami sedang tidur dan sekitar tengah malam, mungkin ada tiga, atau empat, atau enam serangan," paparnya seperti dikutip Aljazeera.com.
Menurutnya, ada sekitar 100 orang di lantai dasar dan sekitar 150 di lantai atas.
Sebelumnya, juru bicara Hutsi, Mohammed Abdulsalam mengatakan dalam sebuah posting di Twitter bahwa korban tewas mencapai 50 orang dan lebih dari 100 lainnya terluka.
Dalam pernyataan yang disiarkan televisi Pemerintah Saudi, koalisi mengatakan pihaknya telah melancarkan serangan udara terhadap sasaran militer Hutsi di Dhamar dan menghancurkan sebuah situs yang menyimpan drone dan rudal.
Koalisi yang didukung oleh negara Barat itu mendapat kecaman keras oleh kelompok-kelompok hak asasi manusi karena banyak warga sipil yang tewas. Koalisi berdalih bahwa mereka mengambil langkah-langkah itu untuk melindungi warga sipil di Dhamar dan serangan itu sesuai dengan hukum internasional.