Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China-AS Sama-sama Berlakukan Tarif Baru Hari Ini

Tarif baru mulai berlaku pukul 04:01 waktu setempat berupa pungutan yang dikenakan Beijing sebesar 5 persen atas impor minyak mentah AS.
Perang dagang AS-China/istimewa
Perang dagang AS-China/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — China dan AS mulai menerapkan tarif impor baru hari ini sebagai tanda eskalasi perang dagang kian menguat meski ada rencana akan dimulainya perundingan dagang dalam bulan ini.

Tarif baru mulai berlaku pukul 04:01 waktu setempat berupa pungutan yang dikenakan Beijing sebesar 5 persen atas impor minyak mentah AS. Kondisi itu menunjukkan untuk pertama kalinya bahan bakar minyak mentah menjadi sasaran pengenaan tarif impor sejak dua negara ekonomi terbesar di dunia itu memulai perang dagang lebih dari setahun yang lalu.

Pemerintahan Trump akan mulai menarik tarif sebesar 15 persen atas impor China senilai lebih dari US$125 miliar. Impor itu meliputi produk speaker pintar, headphone Bluetooth dan berbagai jenis alas kaki.

Sebagai pembalasan, China mulai mengenakan tarif tambahan pada beberapa barang AS di daftar target tarif senilai US$75 miliar. Namun Beijing tidak memerinci nilai barang yang dikenakan lebih tinggi mulai hari ini.

Tarif tambahan 5 persen dan 10 persen dikenakan pada 1.717 item dari total 5.078 produk yang berasal dari Amerika Serikat. Beijing akan mulai meraup tarif tarif tambahan untuk sisanya mulai 15 Desember mendatang.

“Amerika Serikat harus belajar bagaimana berperilaku seperti kekuatan global yang bertanggung jawab dan berhenti bertindak ‘menggurui’,” menurut kantor berita resmi Xinhua.

“Sebagai satu-satunya negara adikuasa di dunia, AS harus memikul tanggung jawabnya yang semestinya, dan bergabung dengan negara lain dalam menjadikan dunia ini tempat yang lebih baik dan lebih makmur. Hanya dengan begitu Amerika Serikat bisa menjadi hebat kembali,” menurut dokumen itu seperti dikutip Reuters, Minggu (1/9/2019).

Tarif tidak dapat menghalangi perkembangan China, tulis People’s daily milik Partai Komunis yang berkuasa.

“Perekonomian China yang booming telah menjadikannya tanah subur bagi investasi yang tidak bisa diabaikan oleh perusahaan asing,” menurut sebuah ulasan penulis media Zhong Sheng, atau ‘Suara China’ yang sering digunakan untuk menyatakan pandangannya tentang asing dan soal kebijakan pemerintah.

China secara konsisten membantah tuduhan Washington bahwa mereka terlibat dalam praktik perdagangan tidak adil sebagai alasan memulai perang arif. Akan tetapi China bersumpah untuk membalas langkah-langkah AS yag disebutnya sebagai tindakan proteksionis .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper