Bisnis.com, JAKARTA – Keputusan pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk menunda pengenaan tarif terhadap impor China dipandang merupakan tanda positif.
Perusahaan investasi perbankan global Goldman Sachs berpendapat, penundaan tarif sebesar 10 persen pada sejumlah barang asal China adalah tanda positif untuk perundingan perdagangan dua raksasa ekonomi dunia tersebut.
Menurut ekonom Goldman Sachs yang di antaranya adalah Jan Hatzius, langkah itu menunjukkan melonggarnya sikap Gedung Putih karena gangguan di pasar keuangan baru-baru ini.
“Sementara itu mungkin ada penundaan lebih lanjut jika perundingan antara China dan AS berjalan baik sebelum tanggal implementasi berikutnya,” tulis mereka, seperti dilansir dari Bloomberg.
Goldman memperkirakan penundaan itu berdampak pada sekitar US$155 miliar dari target tarif impor senilai US$258 miliar, terutama yang berfokus pada barang-barang konsumen seperti ponsel, laptop, konsol video game dan pakaian.
Senada dengan Goldman Sachs, pakar strategi ING Bank Petr Krpata secara terpisah mengatakan penundaan itu positif untuk sentimen risiko, meskipun detail lengkapnya belum diketahui.
Di sisi lain, perusahaan finansial Citi berpendapat, meskipun penundaan itu memperlambat eskalasi, perang dagang diperkirakan akan terus berlanjut.
“Ini lantaran AS akan mempertahankan sikap agresifnya mengenai perdagangan jika kondisi ekonomi dan keuangan tetap menguntungkan,” ujar ekonom Citi Cesar Rojas.
Pada Selasa (13/8) waktu setempat, Kantor Perwakilan Dagang AS mengatakan pemerintahan Presiden Trump akan menunda tarif 10 persen untuk barang-barang tertentu asal China, termasuk laptop dan ponsel, yang sedianya akan mulai diberlakukan pada 1 September.
Penundaan tersebut, yang mempengaruhi sekitar setengah dari daftar target tarif atas produk impor China, telah membuat harga saham global naik tajam. Kenaikan harga saham juga dipengaruhi oleh berita bahwa para perunding perdagangan akan kembali melakukan pertemuan.
Tarif 10 persen itu akan berlaku mulai 15 Desember untuk produk-produk termasuk pakaian dan alas kaki. Presiden Trump mengatakan penundaan tersebut sengaja dilakukan agar tidak membebani penduduk AS pada saat perayaan natal.