Bisnis.com, JAKARTA -- Morgan Stanley memperkirakan bahwa penerapan tarif tambahan 10 persen kepada China oleh Amerika Serikat dapat makin menekan pertumbuhan ekonomi negara Asia selain Jepang.
Dalam risetnya untuk ekonomi Asia yang berjudul “As Tariff Risks Escalate, Self-help is Needed” yang dirilis Senin (12/8/2019), Morgan Stanley menyatakan bahwa jika tarif 10% jadi diterapkan, pertumbuhan PDB AxJ diperkirakan makin turun mendalam pada kuartal I/2020 dibandingkan dengan kuartal IV/2019.
Dampak dari ketegangan perdagangan yang sebenarnya sudah dirasakan, di mana volume dan nilai ekspor negara Asia selain Jepang (AxJ) pada Juni/Juli melemah. Morgan Stanley bahkan memprediksi pertumbuhan PDB AxJ 2019 dan 2020 akan bergerak turun melemah dari basis saat ini sebesar 5,6% dan 5,8% hingga menyentuh tingkat rendah-menengah 5%.
Secara keseluruhan, perekonomian yang menjalankan surplus neraca berjalan dan hubungan dagang yang tinggi, akan lebih banyak terekspos apabila dibandingkan dengan yang memiliki defisit transaksi berjalan saat ini.
Untuk negara-negara AxJ lainnya yang terdampak, Morgan Stanley membaginya ke dalam tiga kelompok: (1) paling rentan terdampak: China, Hong Kong, Korea, Taiwan, dan Singapura; (2) cukup rentan terdampak: Malaysia dan Thailand; (3) tidak terlalu rentan terdampak: India, Indonesia, dan Filipina.