Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perseteruan Pakistan-India Berujung Penangguhan Hubungan Dagang

Pakistan menurunkan hubungan diplomatik dan menangguhkan perdagangan bilateral dengan India setelah New Delhi mencabut otonomi bagi negara mayoritas Muslim yang disengketakan di Kashmir. India mendesak Pakistan untuk meninjau kebijakan ini.
Tentara Pakistan berbincang di dekat bendera Pakistan yang berkibar di penjara Karachi, Pakistan, Jumat (23/8/2013)./Reuters-Akhtar Soomro
Tentara Pakistan berbincang di dekat bendera Pakistan yang berkibar di penjara Karachi, Pakistan, Jumat (23/8/2013)./Reuters-Akhtar Soomro

Bisnis.com, JAKARTA -- Pakistan menurunkan hubungan diplomatik dan menangguhkan perdagangan bilateral dengan India setelah New Delhi mencabut otonomi bagi negara mayoritas Muslim yang disengketakan di Kashmir. India mendesak Pakistan untuk meninjau kebijakan ini.

Pemerintahan Perdana Menteri Imran Khan pada Rabu (8/8/2019), mengumumkan serangkaian tindakan untuk menentang apa yang disebutnya sebagai kebijakan sepihak dan ilegal yang dilakukan oleh India.

Dia juga mengatakan Pakistan akan meninjau kembali perjanjian bilateral, membawa masalah ini ke Dewan Keamanan PBB dan memastikan satuan tentara tetap waspada.

"Keputusan kami terkait Jammu dan Kashmir adalah sepenuhnya urusan internal India. Kami mendesak Pakistan untuk meninjau kembali kebijakan ini agar akses komunikasi diplomatik yang normal dapat dipertahankan," ujar Kementerian Luar Negeri India melalui sebuah pernyataan seperti dikutip melalui Bloomberg, Kamis (8/8/2019).

Hubungan antarkedua negara menjadi tegang sejak Februari, ketika pemboman bunuh diri di Kashmir menewaskan 40 pasukan paramiliter India. Ada pertukaran serangan udara setelah kejadian itu.

Meski demikian, penangguhan perdagangan mungkin tidak memiliki banyak dampak.

India pada Februari menarik status 'negara yang paling disukai' yang diberikan kepada Pakistan dan perdagangan bilateral antara kedua negara berjumlah sekitar US$2,5 miliar pada 2018, sekitar 3% dari total perdagangan Pakistan dan sekitar 0,3% untuk India.

Keputusan Perdana Menteri Narendra Modi tentang Kashmir adalah pemenuhan janji kampanye yang dibuat untuk pendukung Hindu-nya, yang menentang perlakuan khusus untuk wilayah tersebut.

Wilayah Kashmir telah menjadi titik api utama antara kedua kekuatan nuklir, yang telah melalui tiga peperangan sejak Inggris meninggalkan subbenua India pada 1947.

Menurut Michael Kugelman, Wakil Direktur Program Asia di Wilson Center yang berbasis di Washington, langkah Pakistan sudah diperkirakan sebelumnya.

"Pakistan tidak mungkin mengubah pikiran India dan mereka juga tidak akan mengirim pasukan ke Kashmir. Tentu mereka akan mengambil satu-satunya jalan yang bebas risiko," ujar Kugelman.

Kashmir, sebuah wilayah di dataran Himalaya, telah menjadi ojek sengketa antara India dan Pakistan sejak kemerdekaannya, dan diklaim sepenuhnya oleh keduanya. Dua dari tiga perang antarkedua negara terjadi untuk memperebutkan wilayah itu.

Sementara itu, serangan balas-membalas menggunakan artileri dan senjata ringan melintasi perbatasan yang disengketakan sudah biasa, serangan udara menandai peningkatan yang tidak terlihat dalam beberapa dekade sebelumnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper